Menjelang Ramadan, JK Dorong Bersih-bersih Masjid Dilakukan

Reporter

Editor

Amirullah

Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla saat memberikan sambutan di acara penghargaan program Bersih-Bersih Masjid, di Istana Wakil Presiden, di Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa, 30 Mei 2019. Tempo/Egi Adyatama
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jusuf Kalla saat memberikan sambutan di acara penghargaan program Bersih-Bersih Masjid, di Istana Wakil Presiden, di Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa, 30 Mei 2019. Tempo/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK mendorong program Bersih-Bersih Masjid, menjelang masuknya Ramadan. Sebagai Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI), JK menilai gerakan yang sudah dilakukan dalam tiga tahun terakhir ini memerlukan sedikit perubahan.

Baca: Sidang Isbat Penentuan 1 Ramadan Digelar 5 Mei

Ia menilai kata Bersih-Bersih cenderung kurang serius. Meski begitu, semangat yang dibawa oleh kegiatan tersebut ia nilai harus tetap dipertahankan.

"Kurang serius, tapi kami mendukung seluruh mesjidnya, jadi bukan bersih-bersihnya yang penting, tapi bagaimana mesjidnya itu bersih karena memang tentu harus demikian," kata JK dalam sambutannya, di Istana Wakil Presiden, di Jalan Medan Merdeka Selatan, Selasa, 30 April 2019.

Program ini digagas oleh DMI yang bekerja sama dengan perusahaan Unilever Indonesia. Tahun ini, kegiatan Bersih-Bersih dilakukan di 2 ribu masjid di 13 kota di Pulau Jawa. JK menilai kebersihan masjid menjadi salah satu penunjang kenyamanan dalam beribadah.

Tak hanya menjadi lokasi ibadah, JK menyebut masjid juga menjadi tempat menyebarkan ilmu agama. Sebagai Ketua DMI, JK mengatakan lembaganya telah menyaring ustadz-ustadz yang bisa memberikan tausyiah di masjid-masjid.

Hal ini tak terlepas dari semangat untuk bersih-bersih masjid dari faham radikalisme. Ini menjadi semangat bersih-bersih lain bagi JK.

Baca: Pesan Gubernur Khofifah Indar Parawansa Menjelang Ramadan

"Sudah oleh DMI disaring dengan baik, (ustadz) yang dapat memberikan tausiyah yang baik untuk mencegah terjadi, katakanlah, yang disebut radikalisme dan sebagainya," kata JK.