TEMPO.CO, Jakarta - PT MRT Jakarta memberlakukan kebijakan khusus untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta Muhammad Effendi mengatakan kebijakan khusus selama Ramadan adalah penumpang boleh makan takjil dan minum untuk membatalkan puasa di dalam Ratangga.
Baca juga: Angkutan Lebaran 2019, KAI Identifikasi 370 Titik Rawan
"Tapi setelah makan dan minum untuk membatalkan puasa, penumpang harus menyimpan bungkusnya untuk dibuang di luar," kata Effendi di Hotel Neo, Senin, 29 April 2019. Selama ini, di luar Ramadan, MRT melarang penumpang makan di dalam kereta maupun kawasan stasiun.
Effendi menuturkan kebijakan khusus Ramadan ini bakal dimulai sejak 6 Mei sampai 16 Juni 2019. MRT memberi waktu lebih lama 10 hari dari masa Ramadan lantaran diperkirakan banyak penumpang yang menjalani puasa suhah Syawal.
Selama Ramadan, kata dia, MRT juga membolehkan sesama penumpang atau ada orang yang mau memberikan sedekah takjil untuk berbuka di dalam kereta. Selain itu, pihaknya juga menampilkan fitur khusus peta masjid terdekat stasiun di layanan aplikasi MRT.
Baca juga: Pemerintah Prediksi Puncak Arus Mudik Jatuh pada 31 Mei 2019
Layanan selama Ramadan itu dibuat karena musala yang ada di MRT tidak besar. Sehingga jika penumpang ingin segera menunaikan salat magrib bisa mencari di masjid yang terdekat stasiun yang sudah ada petanya di aplikasi MRT. "Kami juga akan informasikan waktu azan 5-10 menit sebelum azan melalui pengeras suara," ujarnya.