TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah memerintahkan dua hal perihal mudik kepadanya. Ia ditargetkan agar tidak terjadi kemacetan dan tidak ada kecelakaan selama mudik berlangsung. Untuk mencapai target itu, ada dua moda yang menurutnya perlu dipikirkan secara khusus, yakni darat dan udara.
Baca juga: Sebelum Umrah, Jokowi Makan Siang Bersama Raja Salman
"Kalau udara berkaitan dengan tarif, sedangkan yang darat berkaitan dengan kemacetan dan keselamatan," kata Budi di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran, Jakarta, Ahad, 14 April 2019.
Ia optimistis dengan adanya jalan tol anyar yang beroperasi dalam masa mudik mendatang persoalan kemacetan bisa diatasi. Persoalan berikutnya adalah untuk mengurangi atau meniadakan kecelakaan.
Tak berbeda strategi dengan mudik-mudik sebelumnya, pemerintah masih akan membatasi penggunaan sepeda motor dalam mudik mendatang. "Karena motor sangat berbahaya, 70 persen kecelakaan disebabkan oleh motor," ujar dia.
Berikutnya, Budi bakal memberlakukan pembatasan kecepatan, terutama jalan tol. Terakhir, Ia akan berkoordinasi dengan kepolisian dan dinas perhubungan daerah agar program itu dapat berjalan.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan arus mudik Lebaran 2019 bakal dimulai 31 Mei 2019.
"Kemungkinan sampai tanggal 9 Juni untuk arus balik," ujarnya dalam konferensi pers survei teranyar prediksi pergerakan pemudik angkutan Lebaran 2019 pada Selasa, 9 April 2019.
Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Kementerian Perhubungan merilis survei teranyar tentang prediksi pergerakan pemudik angkutan Lebaran 2019. Dalam siginya, Balitbang memprediksi, 40 persen pemudik yang melintasi jalur darat Pulau Jawa akan memanfaatkan Tol Trans-Jawa saat masa mudik Lebaran 2019.
Baca berita Jokowi lainnya di Tempo.co
FRANCICA CHRISTY