Angkutan Lebaran 2019, KAI Identifikasi 370 Titik Rawan

Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Double-Double Track di Cipinang, 22 Desember 2017. Rel kereta ini untuk memisahkan jalur lintasan KRL Jakarta-Cikarang dengan lintasan antar kota itu ditargetkan rampung pada awal 2019. Tempo/Fakhri Hermansyah
Sejumlah pekerja menyelesaikan pembangunan proyek Double-Double Track di Cipinang, 22 Desember 2017. Rel kereta ini untuk memisahkan jalur lintasan KRL Jakarta-Cikarang dengan lintasan antar kota itu ditargetkan rampung pada awal 2019. Tempo/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Bandung - Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (KAI), Edi Sukmoro mengatakan, pihaknya mengidentifikasi terdapat 370 titik rawan di seluruh lintasan kereta api yang akan dijaga selama masa angkutan Lebaran 2019.

Baca juga: Kemenhub Siapkan 1.300 Bus Mudik Gratis Lebaran 2019

“Total 370 titik daerah rawan ini. Dijaga oleh tenaga ekstra. Mereka nongkrong di situ, manakala (misalnya) ada gejala longsoran menutupi rel, mereka harus memberi tahu. Perjalanan kereta ini harus di amankan,” kata Edi di Stasiun Bandung, Jumat, 5 April 2019.

Edi mengatakan, PT Kereta Api akan mengerahkan 1.456 personil untuk menjaga perlintasan kereta dan seluruh titik rawan tersebut. “Untuk ngawasi daerah-daerah rawan, termasuk perlintasan,” kata dia.

Edi mengatakan, akhir April 2019 ini, seluruh direksi PT Kereta Api akan disebar untuk memeriksa seluruh lintasan kereta api. “Perjalanan semuanya akan berangkat dari Gambir. Tapi ada dua, yang satu melintasi menuju ke bawah-selatan, kemudian satu lurus menuju utara. Dan nanti akan bersambungan sampai Jawa Timur. Tapi secara prinsip, semua lintas atau jalur akan dilalui untuk mengetahui kesiapan,” kata dia.

Direktur Keselamatan dan Keamanan PT KAI, Muhammad Nurul Fadhila mengatakan, penjagaan titik rawan di lintasan kereta api tersebut untuk mengantisipasi terganggunya operasional kereta. ”Sehingga antisipasi kami sudah dari jauh sebelumnya, dengan juga mempertimbangkan cuaca tertentu di jalur-jalur atau kilometer tertentu,” kata dia.

Nurul mengatakan, petugas sengaja dikerahkan berjaga di titik-titik rawan tersebut. “Petugas jaga itu yang akan bisa memberi informasi awal pada saat terjadi longsor atau banjir, untuk mengantisipasi. Sehingga dengan informasi awal yang lebih cepat sampai ke pusat kendali masing-masing Daop (daerah operasi), maka perencanaan perjalanan kereta akan lebih baik, supaya kereta tidak terjebak,” kata dia.

Nurul mengatakan, perlintasan kereta menjadi perhatian karena, peningkatan volume kendaraan yang melintasi bisa terjadi di semua rute. “Itu yang kita antisipasi. Pada saat yang bersamaan di titik perlintasan itu frekuensi kereta bertambah karena ada kereta tambahan tadi. Menjaga perlintasan itu untuk mengantisipasi kejadian kecelakaan di sana,” kata dia.

Direktur Operasi Dan Prasarana PT KAI Apriyono Wedi Chresnanto mengatakan, pemeriksaan jalur kereta saat angkutan Lebaran 2019 akan dilakukan bersama dengan Kementerian Perhubungan. “Dirjen akan turun untuk Ramp-Check, pemeriksaan jalur. Penjagaan daerah rawan itu akan dilakukan selama satu bulan full. Kalau Posko (Lebaran) itu 22 hari, kita masih ada 8 hari tetap dijaga,” kata dia.