Takbir Seribu Bedug Malam Idul Fitri Pecahkan Rekor MURI di NTB

Sejumlah anak mengikuti takbir keliling di jalan  protokol Mataram, NTB, Kamis, 14 Juni 2018 Takbiran dilaksanakan dalam rangka menyambut Idulfitri 1439 H. ANTARA/Ahmad Subaidi
Sejumlah anak mengikuti takbir keliling di jalan protokol Mataram, NTB, Kamis, 14 Juni 2018 Takbiran dilaksanakan dalam rangka menyambut Idulfitri 1439 H. ANTARA/Ahmad Subaidi

TEMPO.CO, Mataram - Semarak Takbir Seribu Bedug menyambut Hari Raya Idul Fitri 1439 H di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Seribu Tabuh Bedug di sepanjang terusan jalan utama Langko - Pejanggik ini pun memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).

''Ini pertama kali di dunia, seribu tabuh bedug,'' kata Selamet Nganadi dari Museum Rekor Indonesia yang menyerahkan sertifikatnya di atas mimbar di Kompleks Islamic Center Nusa Tenggara Barat, pada Kamis 14 Juni 2018.

Baca: Pesan Ketua MUI, Kenapa Idul Fitri Tahun Ini Sangat Disyukuri?

Tabuh bedug dimulai oleh Gubernur NTB Muhammad Zainul Majdi bersama pelaksana tugas Wali Kota Mataram Mohan Roliskana sekitar pukul 21.00 WIT dengan diikuti oleh 147 rombongan dari berbagai kelompok remaja masjid asal Kota Mataram. ''Hendaknya kegiatan ini bisa menjadi semangat dan kemeriahan menyambut hari kemenangan,'' ujar Zainul Majdi.

Puluhan ribu warga Kota Mataram memadati pinggir jalan tempat kegiatan Tabuh Bedug tersebut. Mereka juga ber-swafoto di depan panggung yang menjadi tempat Muhammad Zainul Majdi bersama para pejabat lainnya duduk.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata NTB Lalu Mohamad Faozal, Semarak Takbir Seribu Bedug ini adalah puncak dari kegiatan sebulan penuh Pesona Khazanah Ramadhan 1439 H pada 2018. ''Mudah-mudahan apa yang sudah diselenggarakan sebulan ini memberikan manfaat untuk masyarakat,'' ucapnya.

Ketua Badan Koordinasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) NTB Nanang Edward mengatakan keberhasilan pemecahan rekor ini menjadi bagian persembahan pemuda dan remaja masjid untuk masyarakat NTB. Selain itu, menjadi motivasi pemuda untuk berkarya lebih baik lagi. "Kami selalu haus akan karya-karya nyata, karena pemudalah yang meneruskan estafet kepemimpinan di negeri ini," katanya.

Baca: Ini Permintaan Menteri Agama ke Penceramah Salat Idul Fitri

Nanang berharap aktivitas bernuansa keagamaan dapat dilaksanakan setiap tahun untuk melestarikan budaya di NTB. "Bila perlu kegiatan religi diperbanyak, sehingga kegiatan yang dilaksanakan pemuda bisa lebih mengarah kepada hal-hal yang positif," ujarnya.

Nanang mengaku sempat khawatir target memecahkan rekor MURI tidak bisa dipecahkan. Sebab, kata dia, karena sampai H-1, panitia baru bisa menyiapkan 65 persen beduk dari target 1.000 beduk untuk memecahkan Rekor MURI. Sebanyak 35 persen kekurangan beduk tersebut terus diupayakan untuk meminjam dari sejumlah tempat di Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Barat, dan sejumlah sekolah yang memiliki bedug.

Menurut dia, terjadinya kekurangan sarana beduk antara lain dipicu karena persiapan kegiatan yang sangat mepet menjelang Hari Raya Idul Fitri 2018. Terhitung panitia hanya memiliki waktu 14 hari untuk persiapan. "Untuk memenuhi kekurangan, panitia juga melakukan sharing beduk dari peserta. Artinya, peserta lomba yang memiliki beduk diminta untuk membawa," kata Nanang.

ANTARA