Cerita Pekerja Tambang Jalani Puasa Ramadan di Bawah Tanah

Reporter

Pekerja tambang berjalan di tambang bawah tanah PT. Freeport Indonesia di Mimika, Timika, Papua, 14 Februari 2015. Nurhadi juga mengatakan bahwa tambang bawah tanah Grassberg mempunyai cadangan ore sebanyak 1 miliar ton. ANTARA/M Agung Rajasa
Pekerja tambang berjalan di tambang bawah tanah PT. Freeport Indonesia di Mimika, Timika, Papua, 14 Februari 2015. Nurhadi juga mengatakan bahwa tambang bawah tanah Grassberg mempunyai cadangan ore sebanyak 1 miliar ton. ANTARA/M Agung Rajasa

TEMPO.CO, Jakarta - Pengalaman unik melaksanakan puasa Ramadan sambil bekerja di tempat dengan kedalaman ratusan meter di bawah permukaan tanah dikisahkan oleh seorang penambang bawah tanah, Teguh Supriyanto.

"Meski bekerja di tambang yang ada di bawah permukaan tanah, tidak menghambat kami untuk tetap menjalankan ibadah puasa. Justru di situlah keunikannya," kata Teguh yang merupakan pekerja tambang Freeport Indonesia di Jakarta pada Rabu, 14 Juni 2018.

Teguh mengatakan bekerja di tambang di bawah tanah tidak menghambat dirinya untuk tetap berpuasa. "Bahkan kerja keras pada bulan puasa ini menjadi penyemangat kami karena tentunya mencari nafkah yang baik di dalam bulan Ramadhan lebih tinggi nilainya di hadapan Allah," kata karyawan departemen konstruksi tambang Deep Mill Level Zone (DMLZ) itu.

Baca: 5 Pilihan Menu untuk Buka Puasa Terakhir Tahun Ini

Menurut Teguh, meski bulan Ramadan, semua aktivitas penambangan tetap berjalan seperti hari biasa. Bedanya, perusahaan mendata karyawan yang melaksanakan ibadah puasa lalu menyiapkan hidangan berbuka. Saat waktu berbuka tiba, karyawan yang berpuasa bisa menghentikan aktivitasnya sementara.

"Berbuka bersama dalam suasana seperti ini terasa unik. Karena bagaimanapun kami ada ratusan meter dari permukaan tanah. Kesempatan untuk tetap bisa bekerja sekaligus menjalankan ibadah adalah sesuatu yang patut kami syukuri," kata Teguh.

Menjelang buka puasa, karyawan muslim akan berkumpul di masjid di tambang bawah tanah untuk ngabuburit menanti azan magrib. Masjid yang diberi nama Baabul Munawar itu berada di kedalaman 1.700 meter. Para karyawan juga biasa melaksanakan salat tarawih di sana.

Baca: Kurma Jadi Makanan Populer Sebagai Menu Buka Puasa

Teguh mengatakan salat yang dilaksanakan di masjid bawah tanah itu dirasakan lebih khusyuk dibandingkan dengan salat yang dilakukan di tempat lain.

Foreman DMLZ Chute Construction Freeport Indonesia, Apollo Sirait, mengatakan bahwa puasa tidak menjadi penghambat bagi para karyawan untuk tetap bekerja dengan efisien dan produktif. Perusahaan juga berupaya agar para karyawan bisa tetap menjalankan ibadah dengan nyaman meski sambil bekerja.

"Tentunya untuk aktivitas tarawih ini tidak bisa semua karyawan mengikutinya, karena kami harus mempertimbangkan aktivitas kerja yang berlangsung di tambang bawah tanah ini," kata Apollo. Biasanya, menurut dia, beberapa karyawan yang lokasinya jauh dari masjid akan melaksanakan salat Tarawih di waktu istirahatnya secara sendiri-sendiri.

Baca: Ramadan, Ria Ricis Kurangi Nyinyir dan Bergosip