Target Zakat Rp 84 Miliar, Dompet Dhuafa Baru Himpun 70 Persen

Reporter

Suasana kantor Dompet Dhuafa di Gedung Philantrophy, Jakarta, 28 Juli 2016. Tempo/Atika Nusya
Suasana kantor Dompet Dhuafa di Gedung Philantrophy, Jakarta, 28 Juli 2016. Tempo/Atika Nusya

TEMPO.CO, Jakarta - Dompet Dhuafa masih mengejar target pengumpulan zakat pada Ramadan 2018 sebesar Rp 84 miliar. Hingga H-3 Lebaran, zakat yang telah dihimpun lembaga amil zakat itu sudah hampir 70 persen dari target atau sekitar Rp 57 miliar. 

"Untuk pusat sendiri, insyaAllah hari ini bisa mencapai Rp 55 miliar," ujar Direktur Mobilisasi Zakat, Infaq, Sodaqoh Dompet Dhuafa Bambang Suherman kepada Tempo, Rabu 13 Juni 2018.

BACA JUGA: Kewirausahaan Sosial ala Dompet Dhuafa, Kelola Dana Rp 130 Miliar

Dengan angka tersebut, Bambang mengakui peningkatan penyerapan zakat di lembaganya saat ini baru mencapai 11,5 persen. Adapun target pertumbuhan penghimpunan zakat Dompet Dhuafa pada Ramadan ini seharusnya 20 persen dari tahun lalu. "Angkanya masih bergerak terus, ini pun ketimbang tahun lalu masih ada peningkatan. Selisihnya bisa Rp 5 miliar," ujar Bambang.

Untuk mencapai target penghimpunan hingga hari terakhir Ramadan, Dompet Dhuafa akan memaksimalkan seluruh kanal penyerapan zakat yang ada. Misalnya melalui layanan perbankan, aplikasi digital, dan layanan konter fisik.

BACA JUGA: Dompet Dhuafa Terima Penghargaan Bergengsi Ramon Magsaysay Award

Sejauh ini, ujar Bambang, kanal yang paling diminati umat adalah melalui layanan perbankan, dengan penyerapan zakat sebesar sekitar 60 persen dari total dana masuk. Adapun pembayaran zakat melalui kanal digital dan aplikasi adalah 10 persen, dan sisanya melalui pembayaran tunai di konter .

"Pola transaksi masyarakat terhadap lembaga zakat belum bergeser ke digital, melainkan menggunakan metode lama," kata Bambang. Untuk itu, Dompet Dhuafa menambah fungsi  konter fisik mereka, dari sekadar kanal pembayaran menjadi tempat pembayaran zakat sekaligus konsultasi. "Sekarang orang ke konter bukan cuma bayar, tapi bisa ngobrol dan diskusi. Itu efektif memperkuat pengetahuan publik soal zakat," kata Bambang. 

BACA JUGA: Krisis Ekonomi, Dompet Dhuafa Buka Warung Murah Rp 1000,- Sekali Makan