JK Minta Syarikat Islam Fokus Kembangkan Jiwa Dagang Umat Islam

Reporter

Wakil Presiden Jusuf Kalla mengisi ceramah tarawih di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, 24 Mei 2018. Tim Media Wapres
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengisi ceramah tarawih di Masjid Sunda Kelapa, Jakarta Pusat, 24 Mei 2018. Tim Media Wapres

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla atau JK menghadiri acara buka puasa bersama organisasi Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam di Wisma Antara, Jakarta, Kamis, 7 Juni 2018. Dalam acara itu, Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian; mantan Kepala Badan Reserse Kriminal Polri, Susno Duadji; politikus Partai Amanat Nasional, Hatta Radjasa; politikus Golkar, Akbar Tanjung; dan Ketua Syarikat Islam Hamdan Zoelva turut hadir.

Dalam sambutannya, JK mengungkapkan harapannya agar Syarikat Islam fokus mengembangkan jiwa dagang umat Islam. "Kita umat Islam luar biasa di mana-mana maju, pendidikan alhamdulillah. Di pemerintahan, legislatif, eksekutif, di mana-mana. Yang paling kurang ialah semangat dagang itu," katanya.

Baca: SI: Peledakan Bom di Gereja Surabaya Bertentangan dengan Islam

JK menuturkan organisasi Islam yang bergerak di bidang politik dan sosial sudah banyak di Indonesia. Namun yang bergerak mengembangkan jiwa dagang tidak terlalu banyak. Padahal, kata JK, jika ekonomi bisa dikuasai, politik pun bisa mudah dikuasai.

Karena itu, JK mengaku senang ketika Syarikat Islam kembali menjadi organisasi Islam setelah sempat berubah menjadi partai politik. "Sangat senang sekali bahwa Syarikat Islam itu kembali ke khitahnya, jiwanya," ujarnya.

Simak: Syarikat Islam: Kapolri Tak Berniat Kesampingkan Ormas Islam Lain

Menurut JK, dalam memperbaiki ekonomi, modal dan keahlian bukanlah hal utama. Modal bisa diperoleh dan keahlian bisa dipelajari. "Tapi jiwa itu harus dari dalam dan kemauan yang keras. Karena itulah maka bagaimana Syarikat Islam kembali ke khitah," ucapnya.

JK menuturkan, jika Syarikat Islam kuat di dalam, nantinya partai politik yang akan mendekat minta tolong. Partai politik mendekat karena butuh sponsor. Bila Syarikat Islam mampu mendorong hal itu, JK memastikan upaya tersebut akan menambah arti pendirian Syarikat Islam sendiri.