Lebaran 2018, Polisi Pasang 18 CCTV di Jalur Tengah Bojonegoro

Ilustrasi kamera pengintai. Sxc.hu
Ilustrasi kamera pengintai. Sxc.hu

TEMPO.CO, Bojonegoro - Menyambut Lebaran 2018, Kepolisian Resor Bojonegoro dan Dinas Perhubungan Kabupaten Bojonegoro memasang sedikitnya 18 titik kamera pengawas alias closed circuit television (CCTV). Lokasi pemasangan difokuskan di jalur tengah yang menghubungkan antara Provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Pemasangan CCTV dioptimalkan menghadapi arus mudik dan balik Lebaran 2018. Pemasangan di jalur tengah ini yang menghubungkan antara Babat-Kabupaten Lamongan-Kabupaten Jombang-Widang-Kabupaten Tuban dan Baureno, Bojonegoro.

Baca: Kereta Api Sleeper Class Siap Diuji Coba saat Lebaran 2018

Kemudian menghubungkan antara Bojonegoro-Cepu Blora dan Bojonegoro-Padangan Ngawi. Kamera pengawas diharapkan mempermudah tugas polisi, terutama untuk melihat situasi terakhir kondisi jalan raya.

Menurut Kepala Satuan Lalu Lintas Kepolisian Resor Bojonegoro Ajun Komisaris Aristianto, dari 18 kamera pengawas itu, tujuh di antaranya dipasang di perlintasan kereta api. Seperti Proliman (simpang lima) Kecamatan Kapas, yang jalannya berimpitan dengan rel kereta api jalur utara. Kemudian di pertigaan Jalan Ahmad Yani, Jalan Gajah Mada, dan di jalur ke arah barat Cepu, tepatnya di perempatan Celangap, masuk areal kawasan padat Blok Cepu.

BacaLebaran 2018, Anies Baswedan Klaim Stok Pangan DKI Surplus

“Kameranya telah kami pasang,” ujarnya kepada Tempo, Selasa, 5 Juni 2018. Dia menambahkan, untuk puncak mudik, pengaturan langsung di bawah komando Kepala Polres Bojonegoro Ajun Komisaris Besar Ary Fadli.

Aristianto menyebutkan, untuk pengaturan arus pintu masuk perbatasan Jawa Tengah-Jawa Timur, tepatnya di perempatan Kecamatan Padangan, diberlakukan satu jalur. Untuk jalur dari timur—Bojonegoro menuju Kabupaten Ngawi dan Bojonegoro menuju Kabupaten Blora lewat Kecamatan Cepu, Jawa Tengah—jalurnya lurus.

Baca: Lebaran 2018, Maskapai Tambah Penerbangan di Bandara Pekanbaru

Sedangkan untuk pengendara dari arah barat menuju ke timur dan selatan, harus memutar lewat Terminal dan Pasar Kota Padangan. Pengalihan arus ini menghindari penumpukan kendaraan saat puncak mudik dan balik datang. “Karena memang jalur tengah Bojonegoro sudah jadi alternatif di luar Pantura,” kata Aristianto.

Menghadapi puncak arus mudik, Polres Bojonegoro membangun sejumlah pos penting, yaitu satu pos pelayanan di Taman Rajekwesi, Kota Bojonegoro. Juga Pos 3 Baureno, Pos Lantas Jambean, dan Padangan, serta lima pos pantau yang berlokasi di sepanjang jalur nasional Babat-Bojonegoro Kota-Padangan. Lokasinya di Pos Mejuwet, Balenrejo, Proliman, Terminal Rajekwesi, dan Stasiun Kereta Api Bojonegoro. Selain itu, Polres Bojonegoro mendirikan dua pos check point yang berada di Desa Dengok—perbatasan Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Bayeman, yang berbatasan dengan Kabupaten Lamongan-Bojonegoro.

Baca: Kapolri Tito Karnavian Minta Anak Buahnya Cek Harga Pangan Setiap Hari

Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan Bojonegoro Iskandar mengatakan jalur tengah Bojonegoro menjadi alternatif pengurai kemacetan Lebaran 2018. Terutama jalur Surabaya-Semarang, yang nantinya sebagian dibagi dua, yaitu lewat jalur Pantura dan jalur tengah, lewat Babat-Lamongan-Bojonegoro-Blora, atau Bojonegoro lewat Ngawi. “Ya, jalur ini jadi alternatif membantu kemacetan,” ujarnya, Senin, 4 Juni 2018.