Trump Adakan Buka Puasa Bersama, Muslim Amerika Tak Antusias

Reporter

Donald Trump menerbitkan perintah ekskutif untuk melarang masuknya pengungsi dari tujuh negara berpopulasi Muslim. Kebijakan ini menimbulkan protes dari dalam AS dan berbagai negara karena dianggap rasis. Ketujuh negara itu adalah Irak, Suriah, Iran, Libya, Somalia, Sudan, and Yaman. (Alex Wong/Getty Images)
Donald Trump menerbitkan perintah ekskutif untuk melarang masuknya pengungsi dari tujuh negara berpopulasi Muslim. Kebijakan ini menimbulkan protes dari dalam AS dan berbagai negara karena dianggap rasis. Ketujuh negara itu adalah Irak, Suriah, Iran, Libya, Somalia, Sudan, and Yaman. (Alex Wong/Getty Images)

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara mengejutkan mengutarakan keinginan untuk menjadi tuan rumah penyelenggaraan buka puasa bersama di Gedung Putih. Di kutip dari CNN.com pada Senin, 4 Juni 2018, acara iftar yang digagas Trump kemungkinan akan diselenggarakan pada Rabu, 6 Juni 2018.

Hingga berita ini diturunkan, belum diketahui siapa saja yang akan diundang Trump dalam acara buka puasa bersama di Gedung Putih. Saat dikonfirmasi pun, Gedung Putih masih belum mau bersuara, namun berdasarkan pengalaman acara buka puasa di era pemerintahan sebelumnya, umumnya mereka yang akan hadir adalah anggota komunitas Islam, anggota Kongres dan diplomat Islam dari berbagai negara.

Baca: Mahkamah Restui Trump Larang Masuk Warga dari 6 Negara Muslim

Usai terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat, Donald Trump diketahui memiliki sejumlah kebijkan kontroversial, salah satunya Trump memutuskan AS keluar dari pakta perdagangan internasional Trans Pacific Partnership, yang menjadi program unggulan Presiden Barack Obama. REUTERS/Jonathan Ernst

Baca: Protes Donald Trump, PBNU Ajak Umat Islam Baca Kunut Nazilah

Pada ramadan 2018, Trump mengucapkan selama berpuasa kepada seluruh umat Muslim dunia pada awal ramadan atau pertengahan Mei 2018. Dua pekan menjelang berakhirnya ramadan, Trump pun mencetuskan gagasan buka puasa bersama di Gedung Putih.

Dilansir dari situs alaraby.co.uk pada Senin, 4 Juni 2018, sejumlah umat muslim Amerika Serikat kurang antusias dengan undangan iftar dari Presiden Trump itu dan menudingnya sebagai orang munafik karena memutuskan menjadi tuan rumah penyelenggaraan iftar, namun saat yang sama meneriakkan Islamfobia di Amerika Serikat.

Trump menjadi Presiden Amerika Serikat pada 20 Januari 2017 dan pada tahun itu, dia meniadakan acara buka puasa bersama. Keputusan Trump ketika itu mengoyak tradisi pemerintahan Amerika Serikat selama hampir dua dekade, yakni pada era Presiden Amerika Serikat Bill Clinton, George W. Bush dan Barack Obama. Pada era pemerintahan ketiga pemimpin itu, mereka rutin menyelenggarakan acara buka puasa bersama atau iftar.

Data per 2017, ada sekitar 3.45 juta muslim Amerika Serikat. Selama Ramadan, umat Muslim tidak diperkenankan makan dan minum mulai terbit fajar hingga terbenam matahari. Puasa merupakan satu dari lima rukun Islam.