H-12 Lebaran, Lebih dari 2.000 Santri Jombang Mudik Naik Kereta

Para santri dari berbagai pesantren di Jombang, Jawa Timur, mudik dengan menggunakan kereta api kelas ekonomi di Stasiun Jombang, Ahad, 3 Juni 2018. TEMPO/ISHOMUDDIN
Para santri dari berbagai pesantren di Jombang, Jawa Timur, mudik dengan menggunakan kereta api kelas ekonomi di Stasiun Jombang, Ahad, 3 Juni 2018. TEMPO/ISHOMUDDIN

TEMPO.CO, Jombang - Ribuan santri dari pondok-pondok pesantren di Jombang, Jawa Timur, mulai mudik Lebaran ke kampung halamannya pada Kamis, 31 Mei 2018. Sebagian besar dari mereka menggunakan moda transportasi kereta api kelas ekonomi.

“Rata-rata mereka menggunakan kereta api jurusan Jakarta, Cirebon, dan Bandung. Ada juga yang ke Banyuwangi, Jember, dan Yogyakarta,” kata Kepala Stasiun Jombang Sutrisno.

Baca: Puncak Arus Mudik Lebaran di Garut Diperkirakan 9 Juni 2018

Menurut dia, sebagian besar para santri memanfaatkan kereta api kelas ekonomi. “Selain hemat, mereka juga ingin mudik bareng dengan teman-temannya, jarang yang pakai eksekutif,” ujarnya.

Kereta ekonomi favorit para santri tujuan Jakarta, Jawa Barat, Yogyakarta, Jember, dan Banyuwangi itu antara lain kereta api Gaya Baru Malam, Pasundan, Logawa, dan Sritanjung.

Pengelola stasiun setempat memperkirakan sudah lebih dari 2.000 santri yang mudik menggunakan jasa kereta api meski Lebaran masih kurang 11 atau 12 hari lagi. “Ada yang pesan tiket secara online dan ada yang beli langsung di loket,” ucap Sutrisno.

Baca: Tol Batang-Semarang Sudah 90 Persen Siap untuk Arus Mudik Lebaran

Menurut Sutrisno, sebagian besar pesantren di Jombang memang sudah libur mulai pekan ini hingga pasca-Lebaran. “Kami perkirakan gelombang mudik para santri ini sampai Senin besok (4 Juni 2018),” tuturnya.

Dengan adanya mudik menjelang Lebaran atau hari raya Idul Fitri tersebut, menurut Sutrisno, jumlah okupansi penumpang kereta api kelas ekonomi dari Stasiun Jombang meningkat sampai 20 persen. “Untuk kereta ekonomi, kalau hari biasa okupansinya 60-80 persen, musim mudik sampai 100 persen,” katanya.

Para santri datang ke stasiun dengan menumpang mobil angkot. Mereka menenteng koper ataupun tas berisi pakaian dan perlengkapan lain. Beberapa santri yang mengkoordinasi kelompok rombongan tampak memegang puluhan tiket dan kartu identitas yang akan digunakan sebagai syarat masuk ke stasiun dan naik kereta api.

Mereka berasal dari pesantren di Jombang. Termasuk empat pesantren besar, seperti Tebuireng, Darul Ulum, Mambaul Ma’arif (Denanyar), dan Bahrul Ulum (Tambakberas). “Para santri sudah libur dan masuk sekolah dan mengaji lagi tanggal 15 Juli 2018,” kata pengasuh Pondok Pesantren Mambaul Ma'arif KH Abdussalam Sokhib atau Gus Salam.

Ilya Auliya, 17 tahun, mengatakan dirinya mudik ke Jakarta bersama 20 temannya dari berbagai pesantren di Jombang. “Saya kebetulan sudah tamat dan mau kuliah,” kata santri Pesantren Putri Walisongo, Cukir, Kecamatan Diwek, Jombang.

Khoirotun Nisa, 16 tahun, santri lain, mengatakan ia mudik Lebaran bersama temannya, yang berjumlah lebih dari 10 orang. “Saya mau mudik ke Indramayu dan naik kereta karena lebih cepat,” kata santri Pesantren Tebuireng ini.