Agar Tak Dehidrasi Saat Puasa Ramadan, Begini Pola Minumnya

Reporter

Editor

Susandijani

Ilustrasi menuang air putih ke gelas. shutterstock.com
Ilustrasi menuang air putih ke gelas. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Asupan cairan menjadi salah satu kunci penting agar kita tak mengalami dehidrasi saat berpuasa Ramadan. Para ahli kesehatan menyarankan kita tak lupa mencukupi kebutuhan dua liter air atau setara delapan gelas per hari.

Saat Ramadan, bagaimana pengaturan waktu minum agar perut tak kembung atau justru kekurangan?

"Dua gelas saat sahur, enam gelas saat berbuka puasa dan setelahnya," ujar spesialis penyakit dalam dari Rumah Sakit Carolus, dr Laurentius Aswin Pramono, SpPD, di Jakarta, Kamis, 24 Mei 2018.

Baca: Anak Mengeluh Lapar Saat Puasa, Coba Alihkan dengan Cara Ini

Lebih lanjut, pembagiannya seperti ini: 1 gelas air sebaiknya Anda minum tak lama setelah bangun sahur, 1 gelas saat sahur, 1 gelas setelah sahur, 1 gelas saat berbuka puasa, dan 1 gelas setelah salat magrib.

Lalu, 1 gelas saat makan besar, 1 gelas setelah salat tarawih, dan 1 gelas sebelum tidur.

"Dibagi supaya tidak kembung," tutur Aswin.

Kebutuhan asupan cairan rata-rata individu adalah dua liter per hari, agar tidak terkena dehidrasi atau panas dalam dan terganggunya fungsi tubuh.

"Mudah sumeng-sumeng, demam ringan, penyebabnya ya dehidrasi. Panas dalam ya dehidrasi. Ciri lainnya air liur mulai kering, bibir pecah-pecah, mudah terserang penyakit, mudah terkena common cold," kata Aswin.