Ini Kue Khas Berbuka Masyarakat Uni Emirat Arab

Reporter

Ilustrasi buka puasa. Shutterstock
Ilustrasi buka puasa. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Para pedagang kue dan manisan di Uni Emirat Arab atau UAE meraup untung besar selama bulan suci Ramadan. Naiknya keuntungan ini menyusul tingginya permintaan terhadap kue dan manisan sebagai hidangan favorit warga saat berbuka.

Diantara sajian khas puasa ini, kue madu merupakan panganan berbuka yang menjadi primadona masyarakat UEA. Dilansir dari situs Gulf News pada Jumat 25 Mei 2018, kue madu dibuat dari tujuh lapis adonan kue berbentuk bundar yang ditumpuk menjadi satu, dilapisi dengan krim segar serta ditaburi dengan remah-remah kue yang terbuat dari madu dan bahan alami lainnya.

Di UEA, penjualan kue madu ini melonjak drastis saat bulan Ramadan. Salah satu toko kue terkenal di UEA, Spinneys Dubai, menjelaskan tingkat permintaan kue madu yang diterima pihaknya meningkat hingga 250 persen. Selama bulan Ramadan, Spinneys Dubai mampu menjual sekitar 3.000 kue dalam sehari.

Baca: Aksi Kotak Oranye, Menggagas Donasi Kue Kering Lebaran

Kue madu. gulfnews.com

Baca: Hari Ibu, Kisah Perempuan Produsen Kue Kering di Luar Lebaran

Manajer Pemasaran Spinneys Dubai, Glenn Thompson, menjelaskan kue madu memiliki daya tarik tersendiri. Kue ini dibuat dari bahan-bahan alami, termasuk madu yang sangat cocok menemani momen-momen acara spesial.

"Kue madu sangat ideal karena bisa dibagikan dan disantap bersama saat berbuka puasa di bulan Ramadan. Konsumen juga bisa menambah dekorasi sendiri untuk mempercantik tampilan kue madu tersebut tanpa harus kesulitan membuatnya dari awal," kata Thompson, Kamis, 24 Mei 208.

Thompson menjelaskan proses pembuatan kue madu tak membutuhkan waktu lama. Mereka bahkan mampu menyelesaikan pembuatan kue hanya dalam tempo tiga menit saja.

Selain menjadi kue terlaris di UAE, kue madu rupanya tidak menghasilkan limbah sampah sama sekali. Menurut Matthew Frost, CEO Spinneys Dubai, setiap kue dibuat secara presisi untuk memastikan konsistensi dan kualitasnya. Setiap busa kue yang tersisa akan digiling menjadi remah-remah kue sehingga bisa dipakai kembali untuk melapis atau mempercantik tampilan kue.

Kepopuleran enaknya kue madu ternyata tidak saja dirasakan warga UAE, tetapi juga para ekspatriat atau pendatang dari negara lain. Elena, ekspatriat asal Filipina kepada Gulf News menyatakan sudah lama ingin mencicipi kelezatan kue madu. Impiannya akhirnya terwujud saat pindah ke UEA.Selain di UAE, hidangan pencuci mulut ini juga populer di Rusia.

GULFNEWS.COM|KHALEEJTIMES.COM|ARABIANBUSINESS.COM|ZIKRIL HAKIM BADRI