TEMPO.CO, Jakarta - Setelah mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar satu persen pada dua bulan pertama 2018, Asosiasi Pengusaha Retail Indonesia atau Aprindo memprediksi kenaikan kinerja retail akan tumbuh di kisaran 25-35 persen menjelang Lebaran 2018.
"Pada momen Lebaran, kenaikan ritel menyumbang sekitar 45 persen dari total pendapatan ritel sepanjang tahun," ujar Fernando dalam sebuah acara diskusi di Hotel Ibis Harmoni, Jakarta, Rabu, 23 Mei 2018.
Baca: BI Jamin Kebutuhan Uang Tunai Menjelang Lebaran 2018 Aman
Catatan Aprindo, pada periode yang sama tahun lalu, pertumbuhan ritel tercatat sebesar 2,5 persen. Namun kini hanya tumbuh sekitar 1-1,5 persen atau terjadi perlambatan sebesar 1 persen.
Menurut Fernando, sejumlah fakta yang menyebabkan perlambatan pertumbuhan kinerja ritel, di antaranya karena ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang masih berlanjut hingga awal tahun 2018 serta produktivitas masyarakat menengah ke bawah yang menurun.
Produktivitas masyarakat yang rendah tersebut, ujarnya, terjadi karena dana desa yang harusnya turun di awal tahun, tapi terlambat. Hal ini, menurutnya disebabkan oleh sejumlah kepala daerah yang mulai fokus pada pemilihan kepala daerah atau pilkada.
Sementara untuk masyarakat menengah ke atas, dia menilai ada sentimen negatif akibat kebijakan global seperti kenaikan suku bunga The Fed. "Sehingga masyarakat menengah ke atas cenderung menahan uangnya untuk dibelanjakan," ujarnya.
Namun dia optimistis ada perbaikan tahun ini, hal ini dinilai dari inflasi yang masih terkontrol dengan baik, persepsi harga yang baik dan harga komoditi yang naik. "Terlebih dengan adanya momen puasa dan lebaran. Kuartal-II tahun ini diperkirakan akan lebih baik," tuturnya.
Baca berita tentang Lebaran 2018 di Tempo.co.