TEMPO.CO, Jakarta - Setiap masyarakat muslim suatu negara, memiliki tradisi dan kebiasaan berbeda dalam menjalani bulan puasa. Demikian halnya masyarakat Arab Saudi yang mengutamakan sunnah Nabi dalam menjalankan puasa.
Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi, menceritakan masyarakat Arab Saudi mengamalkan sunnah Nabi Muhammad dalam berpuasa, yakni menyegerakan berbuka dan sahur mendekati subuh.
"Di Arab Saudi tidak ada istilah waktu imsak. Penanda dimulainya puasa adalah azan subuh, bahkan ada yang baru berhenti makan pada detik-detik azan subuh berkumandang," kata Osama dalam acara buka puasa bersama media, Selasa, 22 Mei 2018.
Baca: 6 Perubahan Terbesar Terjadi di Arab Saudi Tahun 2018
Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi, mengundang media berbuka puasa bersama sambil tukar cerita mengenai ramadan di Arab Saudi, Selasa, 22 Mei 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar
Baca: Cara Umat Muslim Saudi Arabia Menjalankan Ibadah Puasa
Sesuai Sunnah pula, masyarkat Arab Saudi berbuka puasa dengan kurma dan dalam bulan puasa juga menjadi ajang berlomba-lomba memberikan makanan kepada mereka yang berpuasa. Sebab adalah suatu kebahagiaan bagi masyarakat Arab Saudi orang-orang berbuka puasa dengan makanan yang mereka hidangkan. Dalam sunnah Nabi disebutkan mereka yang memberikan makan orang berpuasa akan ikut mendapat pahala puasa orang yang berpuasa tersebut.
"Para pegawai dan mereka yang belum punya pasangan akan ke masjid untuk berbuka puasa karena disana ada ruang untuk berbuka puasa bersama-sama," kata Duta Besar Osama.
Berlomba-lomba mencari pahala puasa sangat terasa di Masjidil Haram. Setiap blok di area itu sudah dipesan oleh keluarga-keluarga Arab Saudi untuk bersedekah menyediakan makanan berbuka di sana.
Sementara itu, masyarakat Arab Saudi mayoritas menjalankan ibadah sholat tarawih di masjid sebanyak 11 rakaat. Akan tetapi, setiap rakaat membaca 1 halaman Quran. Untuk itu, Osama pun menyayangkan karena banyak para penghafal al-Quran di Indonesia, tetapi saat tarawih hanya membaca surat-surat pendek.
Selama ramadan, pelaksanaan hukuman mati pun ditangguhkan dan seluruh restoran di seluruh penjuru Arab Saudi, tutup. Mereka yang tidak berpuasa pun, dilarang makan di sembarang tempat. Osama menekankan, selama 30 hari bulan ramadan, segala hal yang bersifat keduniawian dihentikan, bahkan Raja Salman pun mengurangi kunjungan kenegaraannya.