Bagaimana Menjaga Pola Tidur Selama Ramadan?

Ilustrasi pria tidur. shutterstock.com
Ilustrasi pria tidur. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Menjaga siklus tidur sehat selama Ramadan memang sangat sulit apalagi dengan pola tidur dan makan yang berubah. Padahal menjaga pola tidur sangat penting karena sebagian besar orang tetap terjaga hingga larut dan bangun lebih awal. Karena tuntutan disiplin bulan Ramadhan mengharuskan umat Islam untuk membuat perubahan yang signifikan pada rutinitas mereka dari biasanya, mulai dari mengubah asupan makanan mereka, meningkatkan waktu doa mereka, untuk bangun sebelum jam 4 pagi untuk mengejar sahur, dan banyak yang akhirnya mengganggu waktu tidur.

Mengingat pentingnya tidur untuk tubuh dan pikiran yang sehat, dengan sedikit perhatian dan disiplin, puasa tersebut dapat secara efektif mengatur pola tidur yang diubah untuk meminimalkan dampak buruk.

“Beberapa orang mencoba melakukan terlalu banyak selama Ramadhan. Mereka menghabiskan hari-hari mereka di tempat kerja atau merawat anak-anak dan malamnya mereka yang ikut dalam kegiatan sosial atau di masjid. Di tengah semua ini, beberapa orang tidak cukup tidur,” kata Dr Irshaad Ebrahim, seorang peneliti di London Sleep Centre Dubai, seperti dilansir dari Gulfnews.

Kurang tidur tidak hanya memengaruhi perasaan di hari berikutnya, tetapi juga memiliki konsekuensi kesehatan jangka panjang yang menguras kemampuan mental dan menantang kesehatan fisik, menurut Dr. Vishal Pawar, spesialis syaraf di Aster Speciality Clinic.

Baca: Tips Lawan Ngantuk di Bulan Ramadan

“Kurang tidur yang cukup menyebabkan gangguan memori dan gangguan perhatian, memperburuk kecemasan dan depresi. Kurang tidur juga mengganggu pembelajaran tugas-tugas baru dan menyebabkan gangguan ingatan," tambah dr. Vishal Pawar.

Terlepas dari jadwal selama Ramadan, para ahli mengatakan bahwa otak orang dewasa membutuhkan antara tujuh hingga sembilan jam tidur di setiap siklus tidur dan bangun selama 24 jam.

“Penting untuk memahami bahwa tidak perlu untuk mendapatkan semua kebutuhan tidur Anda sekaligus. Anda dapat membagi waktu tidur menjadi dua bagian tidur selama Ramadan asalkan jumlah total tidur bertambah hingga tujuh hingga sembilan jam yang Anda butuhkan,” kata Dr. Ebrahim.

Ilustrasi wanita tidur di mobil. nerdsleep.com

Ukuran sederhana apakah seseorang cukup tidur adalah dengan merasakan bagaimana perasaan seseorang ketika bangun. “Jika Anda merasa waspada dan berfungsi optimal maka Anda cukup tidur. Namun, jika Anda merasa lelah, lesu dan mengantuk maka Anda perlu lebih banyak tidur,” tambah Dr. Ebrahim.

Di antara kesalahan paling umum yang dilakukan orang selama Ramadan adalah makan makanan berat dan pergi tidur setelahnya, minum banyak kopi dan tidur siang yang lama.

“Selama Ramadhan orang-orang cenderung begadang semalaman, cobalah tidur telat setelah sholat Subuh, lalu mereka harus pergi bekerja. Atau beberapa orang akan begadang semalaman, makan besar saat sahur lalu tidur selama enam hingga delapan jam. Ini bukan solusi yang sehat,” kata Dr. Ebrahim. Yang direkomendasikan adalah orang-orang tidur setelah Tarawih ke waktu sahur, meskipun hanya tiga sampai empat jam.

“Periode malam-waktu adalah periode optimal untuk tidur karena ini adalah ketika sekresi Melatonin berada pada titik tertinggi dan paling menguntungkan. Kemudian untuk mengejar kebutuhan, tidurlah di antara Ashar dan Maghrib selama tiga hingga empat jam. Dengan menggunakan pola ini Anda dijamin tidur yang cukup dan sehat,” jelas Dr. Ebrahim.

Baca: Mengapa Tidur Penting Saat Ramadan? Cek Penjelasan Ahli

Ilustrasi wanita tidur di kantor. shutterstock.com

Sementara tidur siang tidak menggantikan tidur yang tidak memadai di malam hari. Tidur siang pendek 20 hingga 30 menit dapat membantu meningkatkan suasana hati, kewaspadaan dan kinerja. Menurunkan porsi makanan sebelum tidur juga sangat penting. Makanan berat, makanan berlemak atau goreng, hidangan pedas, dan minuman berkarbonasi dapat memicu gangguan pencernaan bagi sebagian orang dan bisa menyebabkan sakit maag.


Selain itu, 10 menit latihan aerobik, seperti jalan kaki atau bersepeda, dapat secara drastis meningkatkan kualitas tidur malam hari. Untuk tidur malam yang nyenyak, kebanyakan orang harus menghindari latihan berat menjelang tidur. Namun, efek latihan malam hari membuat kualitas tidur berbeda pada tiap orang.


Beberapa tips bisa dilakukan seperti membuat rencana sebelum Ramadan dengan menyesuaikan jadwal sehari-hari, seperti jadwalkan waktu ibadah, temukan tempat yang tenang jauh dari tempat kerja, seperti mobil dan tidur siang selama 20 menit jika diperlukan, pastikan lingkungan tidur tenang dan gelap untuk mendapatkan tidur yang berkualitas tanpa faktor yang mengganggu, penyumbat telinga dan penutup mata juga bisa digunakan agar tidur optimal. Jangan mengkonsumsi makanan berat, kaya kalori dan kaya gula saat berbuka, karena ini dapat mempengaruhi kualitas tidur. Hindari makanan yang sangat pedas dan makanan yang digoreng. Hindari kopi dan produk yang mengandung kafein, karena ada stimulan dan dapat mengganggu tidur. Hindari makanan olahan dan asin, yang tinggi sodium karena akan menyebabkan dehidrasi.