Pameran Buku Selama Ramadan 2018 di Islamic Center NTB

Para pengunjung memilih buku dalam pameran buku The Big Bad Wolf Book Sale di Indonesia Convention and Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan, Banten, 2 Mei 2016. The Big Bad Wolf Book Sale ini berasal dari Malaysia yang telah dimulai sejak tujuh tahun lalu dan di negara asalnya, acara ini merupakan program rutin setiap tahunnya. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat
Para pengunjung memilih buku dalam pameran buku The Big Bad Wolf Book Sale di Indonesia Convention and Exhibition (ICE) BSD, Tangerang Selatan, Banten, 2 Mei 2016. The Big Bad Wolf Book Sale ini berasal dari Malaysia yang telah dimulai sejak tujuh tahun lalu dan di negara asalnya, acara ini merupakan program rutin setiap tahunnya. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat

TEMPO.CO, Mataram - Pada Ramadan 2018 atau 1439 Hijriah ini, untuk kedua kalinya, Dinas Pariwisata Nusa Tenggara Barat (NTB) menyelenggarakan Pesona Khazanah Ramadhan (PKR) 2018 di Islamic Center (IC), NTB. Salah satu rangkaian acaranya penyelenggaraan pameran buku.

Peserta telah menyiapkan ribuan buku untuk dipamerkan di Ball Room IC NTB dalam beragam genre, misalnya buku agama, novel, buku untuk anak, dan umum. Selain itu, tersedia film kartun (VCD) untuk anak, seperti film kartun Muhammad Al-Fatih.

Pameran buku ini berlangsung pada 17 Mei-10 Juni. Menurut koordinator pameran buku Islam di Islamic Center NTB, Syahwaludin, acara ini menyediakan ribuan judul buku dengan harga bervariasi antara Rp 5 ribu dan paling mahal Rp 3,2 juta.

''Ada 25 penerbit yang terlibat pameran kali ini,'' katanya. Jumlah tersebut meningkat dua kali lipat dibanding 2017, yang hanya diikuti 11 penerbit. Peningkatan peserta ini seiring dengan peningkatan minat baca di kalangan masyarakat NTB.

Menurut Syahwaludin, buku-buku tentang agama cukup banyak peminatnya di Lombok. Selama ini, harga buku di Pulau Lombok lebih mahal dibanding Jakarta. Jadi, ketika ada buku dibawa langsung dari Jakarta seperti untuk pameran, harganya jauh lebih murah. "Sehingga masyarakat senang dan banyak yang membeli," ujar Syahwaludin.

 SUPRIYANTHO KHAFID