Ikuti Kami di
TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Venezuela kurang begitu mengenal Ramadan, namun masyarakat menerima perbedaan bahkan tidak ada Islamphobia di Venezuela. Populasi Venezuela sekitar 31 juta jiwa dan sekitar 1.3 persen dari jumlah tersebut adalah pemeluk Islam. Mayoritas penduduk Venezuela merupakan pemeluk Katolik.
"Masyarakat Venezuela tidak suka mengkritik cara berpakaian umat Islam. Di sini pun tersedia makanan halal. Umat Islam bisa mempraktikkan dengan bebas kegiatan agama mereka di Venezuela. Kami adalah negara terbuka dan kami menerima perbedaan," kata Duta Besar Venezuela untuk Indonesia, Gladys F Urbaneja Duran, di Jakarta, Kamis, 17 Mei 2018.
Baca: Yahudi Venezuela Ramai-ramai Migrasi ke Israel
Duta besar Venezuela di Jakarta, Gladys F Urbaneja Duran. TEMPO/Suci
Baca: Gereja Venezuela Krisis Anggur
Urbaneja menceritakan umumnya masyarakat Islam Venezuela adalah imigran dari Timur Tengah, seperti Irak, Suriah, Libanon dan Turki, yang bermigrasi ke negara itu dan telah menetap di Venezuela berpuluh tahun bahkan hingga dua sampai tiga generasi. Saat bulan Ramadan seperti ini, biasanya mereka berbuka puasa dan berlebaran dengan komunitas masing-masing.
Menurut Urbaneja, masyarakat muslim Venezuela terlibat dalam berbagai aktivitas sosial dan tinggal menyebar di berbagai belahan wilayah Venezuela. Sedangkan untuk jumlah masjid, Urbaneja mengakui jumlahnya masih sangat sedikit, kurang dari 100. Akan tetapi, dia memastikan di setiap ibu Kota negara bagian di Venezuela selalu ada masjid.
Meski Islam adalah kelompok minoritas, namun Presiden Venezuela biasanya akan mengucapkan selamat berpuasa dan berlebaran kepada masyarakat Islam Venezeula. Untuk masyarakat Muslim Indonesia, Duta Besar Urbaneja pun mengucapakan selamat berpuasa.
"Semoga kita mendapatkan keberkahan Ramadan," ujar Duta Besar Venezuela itu.
