Saat Wamen ESDM Arcandra Tahar Sampaikan Ceramah Ramadan

Reporter

Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar saat ditemui wartawan usai menghadiri acara Indonesia Gas and LNG Buyers Summit di Hotel Shangri-la, Jakarta Pusat, Selasa, 21 November 2017. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH
Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar saat ditemui wartawan usai menghadiri acara Indonesia Gas and LNG Buyers Summit di Hotel Shangri-la, Jakarta Pusat, Selasa, 21 November 2017. Tempo/M JULNIS FIRMANSYAH

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arcandra Tahar menjadi penceramah sebelum salat tarawih berjamaah yang digelar di Kantor Pusat PLN, Kamis, 17 Mei 2018 atau di malam kedua Ramadan.

Dalam ceramahnya itu, Arcandra menyampaikan mengenai tiga kebiasaan umat manusia. Pertama adalah mudah percaya. Menurut dia, masyarakat harus mengecek kembali berita yang mereka terima, sebelum mereka menyebarkan berita tersebut.

Baca: Bulan Ramadan, Menteri Agama: Ruang untuk Muslim Menempa Diri

"Mengkonsumsi berita merupakan lifestyle kita saat ini, namun kita harus mengecek kembali berita yang kita terima. Itu benar atau tidak. Kalau tidak benar, kita bisa berdosa besar," kata dia dalam keterangan pers pada Jumat, 18 Mei 2018.

Karena itu, penting untuk memegang prinsip fatabayyuna atau jangan mudah percaya dengan berita-berita yang beredar. Apalagi saat ini banyak beredar berita bohong atau hoax yang disebar demi kepentingan tertentu.

Adapun yang kedua, Arcandra mengingatkan untuk tidak berprasangka buruk. Dia mengatakan, jika tidak memahami mengenai suatu hal, orang bisa berprasangka buruk.

Baca: Ramadan, Penceramah di Bangka Belitung Dimintai Pesan Jaga NKRI

Arcandra mencontohkan seperti pemerintah yang menaikkan harga bahan bakar minyak dan harga listrik. "Kalau kita tidak mengetahui suatu hal, janganlah berprasangka buruk. Selain itu, jangan mencari-cari kesalahan orang lain," ujarnya.

Poin ketiga, Arcandra memberikan pesan agar tidak suka bergunjing. Terlebih saat ini adalah bulan Ramadan yang merupakan waktu yang untuk meninggalkan kebiasaan buruk tersebut dan menghapuskan dosa-dosa.

Arcandra juga menyampaikan bahwa waktu di Indonesia merupakan waktu yang baik untuk menjalani puasa. Hal ini karena Indonesia yang merupakan negara ekuator dengan durasi matahari terbit selama 13 jam. "Memang ada waktu siang yang lebih pendek, hanya 6 jam seperti di Amerika Serikat. Tapi itu, saat winter. Laparnya luar biasa. Kalau saat musim panas, puasanya bisa 16 jam, karena siangnya panjang," kata dia.

Baca: Ramadan, Asad Said Ali Sarankan Dai Ceramah Soal Bahaya Terorisme