2.000 Ton Beras untuk Ramadan di Palestina

Seorang pria Palestina membawa persediaan makanan di sebuah pusat distribusi makanan PBB di kamp pengungsi Al-Shati di Kota Gaza, 15 Januari 2018. Bantuan tersebut dipergunakan agar sekolah dan klinik agen tersebut dibuka oleh para pengungsi sampai tahun 2018 dan seterusnya. REUTERS
Seorang pria Palestina membawa persediaan makanan di sebuah pusat distribusi makanan PBB di kamp pengungsi Al-Shati di Kota Gaza, 15 Januari 2018. Bantuan tersebut dipergunakan agar sekolah dan klinik agen tersebut dibuka oleh para pengungsi sampai tahun 2018 dan seterusnya. REUTERS

TEMPO.CO, Yogyakarta - Lembaga kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) mengirimkan 2.000 ton beras ke Palestina pada Ramadan ini. Ribuan ton beras itu dikirimkan melalui kapal sejak Februari 2018.

“Harapan kami, beras itu dapat dikonsumsi masyarakat Palestina selama Ramadan ini,” kata Head of Partnership ACT Bagus Suryanto dalam acara fashion show Romantic Ramadhan Trunkshow di Vila Sawah Gondanglegi, Sleman, pada Ahad, 13 Mei 2018.

Menurut Bagus, sedianya ada 10 ribu ton beras yang akan dikirim. Namun satu kapal hanya memungkinkan untuk memuat 2.000 ton beras. Sedangkan apabila menggunakan jalur udara, dibutuhkan 20 pesawat untuk mengangkutnya, dan itu berbiaya mahal. “Jadi kami masih ada pekerjaan rumah 8.000 ton lagi,” ucap Bagus.

Baca: Tetap Bugar Selama Puasa Ramadan, Olahraga dan Jaga Nutrisi

Bagus berujar, kondisi masyarakat Palestina kian memprihatinkan sejak Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui secara sepihak Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Air bersih pun disedot habis oleh masyarakat Israel. ACT membantu mengirim truk berisi air ke sekolah dan permukiman tiap hari untuk minum. “Tidak kepikiran (air) untuk mandi, tapi untuk diminum,” tutur Bagus.

Adapun pasokan energi listrik yang bisa dinikmati masyarakat Palestina hanya empat jam per hari. Itu pun dialirkan pada siang hari.

Akibatnya, banyak tindakan medis yang dilakukan di rumah sakit terkendala karena keterbatasan pasokan listrik. Sedangkan pasien yang segera membutuhkan tindakan medis berjubel di sana. “Kalau operasi, pakai bantuan lampu dari handphone,” kata Bagus.

Baca: Ramadan Tiba, Pasar Benhil Menawarkan Berbagai Macam Takjil

ACT mengirimkan bantuan solar ke rumah sakit agar peralatan medis, seperti pendeteksi detak jantung, bisa diaktifkan. ACT juga mengirimkan 10 ribu paket makanan ke sekolah-sekolah dan sekitar Masjid Al-Aqsa serta menyantuni 20 orang yang mayoritas ibu-ibu yang bertugas menjaga Masjid Al-Aqsa. Nilai santunan setara dengan Rp 1,2 juta per orang per bulan. “Karena untuk masuk ke kompleks masjid itu tak gampang. Hanya ibu-ibu dan laki-laki berusia 56 tahun ke atas yang bisa,” ucap Bagus.

Gelaran Romantic Ramadhan Trunkshow sendiri digarap Jogja Muslimah Preuner Community melalui NN Project, yang merupakan wadah usaha di bidang kreativitas seni dan fashion. Tema itu diangkat karena ada keinginan untuk membangun keromantisan dengan Allah dalam Ramadan kali ini lewat membuat satu koleksi charity dengan merek Hijja yang akan disumbangkan untuk masyarakat muslim di Palestina bekerja sama dengan ACT.

“Lima puluh persen dari hasil penjualan akan didonasikan ke Palestina,” tutur salah satu pendiri Jogja Muslimah Preuner, Afniarosa. Tidak ada batasan sampai kapan charity itu dibuka. Tapi, menurut Afniarosa, itu akan digarap secara berkelanjutan.

Baca: Makan di Bulan Ramadan sebaiknya 3 Kali? Intip Penjelasannya