Uni Emirat Arab Batasi Shisha Selama Bulan Ramadan

Pengunjung menikmati shisha ditemani minuman disebuah bar di kota Qaraqosh, selatan Mosul, Irak, 18 Juli 2017.Tempat ini merupakan bar pertama yang dibuka kembali setelah tiga tahun wilayah ini diduduki oleh ISIS. REUTERS/Thaier Al-Sudani
Pengunjung menikmati shisha ditemani minuman disebuah bar di kota Qaraqosh, selatan Mosul, Irak, 18 Juli 2017.Tempat ini merupakan bar pertama yang dibuka kembali setelah tiga tahun wilayah ini diduduki oleh ISIS. REUTERS/Thaier Al-Sudani

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Uni Emirat Arab membatasi penjualan shisha selama bulan Ramadan. Pemerintah kota Ajman mengumumkan bahwa shisha tidak akan ditawarkan di tenda Ramadan sejak waktu berbuka sampai jam 9 malam.

Langkah ini dilakukan beberapa hari setelah pemerintah kota Dubai menyatakan pihaknya akan menerapkan aturan serupa untuk melarang shisha di semua restoran, kedai kopi dan tenda Ramadan. Di Dubai, warga hanya akan dilayani shisha setelah jam 9 malam.

Baca: Dubai Sajikan Makanan Sahur Pakai Drone Selama Ramadan

Khaled Al Hosani, direktur eksekutif bagian kesehatan masyarakat dan lingkungan di Ajman, mengatakan, "Setiap organisasi yang ingin memasang tenda Ramadhan dan menawarkan makanan harus terlebih dahulu memperoleh persetujuan dari Departemen Kesehatan Publik, yang akan mengkonfirmasi apakah makanan tersebut aman untuk dikonsumsi," seperti dikutip dari Gulfnews, 17 Mei 2018.

Dia juga menunjukkan bahwa tenda Ramadan sekarang akan terbatas untuk melayani makanan dan minuman, dan meminta semua perusahaan untuk mematuhi aturan baru.

"Kami telah melarang penjualan shisha dari waktu berbuka sampai jam 9 malam, sesuai dengan Undang-undang Federal nomor 15 tahun 2009," ujar Al Hosani, yang menambahkan bahwa larangan itu diterapkan untuk memastikan kesehatan dan keselamatan masyarakat.

Seorang pemuda Muslim, menikmati shisha saat berwisata di pantai laut Mediterania, di Ashkelon, Israel, 26 Juni 2017. REUTERS

The American University of Sharjah (AUS) baru-baru ini melakukan penelitian tentang sejumlah arang shisha dan tembakau dokha yang populer dikonsumsi di Uni Emirat Arab.

Baca: Bagaimana Menjaga Tubuh Agar Tetap Bugar di Bulan Ramadan?

Dokha adalah tembakau Arab tradisional yang biasanya dicampur dengan rempah-rempah untuk medwakh, sebuah pipa ramping sepanjang 15 centimeter yang biasa digunakan di kalangan anak muda Arab.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua produk mengandung logam seperti besi, timbal, kadmium, kromium, kobalt dan mangan pada konsentrasi yang sama atau bahkan lebih tinggi dari rokok.

Tembakau Dokha [smokezonefl.com]

Menurut sebuah studi tahun 2005 oleh Organisasi Kesehatan Dunia PBB (WHO), asap shisha memiliki konsentrasi senyawa beracun yang tinggi, termasuk karbon monoksida, logam berat, bahan kimia penyebab kanker dan tingkat nikotin yang berpotensi adiktif.

Perokok perokok biasanya mengambil sekitar delapan hingga 12 tiupan selama lima hingga tujuh menit, menghirup 0,5 sampai 0,6 liter asap.

Sebaliknya, satu sesi shihsa biasanya biasanya berlangsung 20-80 menit, di mana perokok sisha dapat mengambil 50-20 hisapan yang masing-masing berkisar 0,15 hingga satu liter.