Sambut Kehadiran Ramadan, Simak Pesan Donald Trump

Reporter

Editor

Mitra Tarigan

Presiden Donald Trump memberikan pernyataannya di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 13 April 2018. Donald Trump mengatakan menurutnya rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad bertanggung jawab untuk itu. (AP Photo/Susan Walsh)
Presiden Donald Trump memberikan pernyataannya di Gedung Putih, Washington, Amerika Serikat, 13 April 2018. Donald Trump mengatakan menurutnya rezim Presiden Suriah Bashar al-Assad bertanggung jawab untuk itu. (AP Photo/Susan Walsh)

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat muslim dunia mulai menjalankan ibadah puasa pada Kamis 17 Mei 2018. Beberapa negara pun memiliki standar waktu sendiri untuk memulai ibadah suci tiap tahun ini. Berbagai pemimpin dunia pun memberikan pesannya dalam menyambut Ramadan. Salah satu yang memberikan pesan menyambut Ramadan adalah Presiden Amerika Donald Trump.

Donald Trump mengeluarkan pernyataan resminya melalui www.whitehouse.gov. Ada lima paragraf yang tertulis dalam pesan itu. Dalam tulisannya, Trump menyampaikan salam terbaiknya kepada seluruh muslim di Amerika Serikat dan seluruh dunia dengan kehadiran bulan Ramadan. Baca: Ibadah Puasa Khawatir Maag Kambuh? Justru Puasa Sembuhkan Maag

Selama bulan suci Ramadan, umat Islam mendekatkan diri dengan membaca Al Quran, persatuan dan doa. Di bulan suci ini, banyak pula umat Islam yang berpuasa , melakukan tindakan amal, membaca doa dan membaca Al Quran.

Tertulis pula bahwa Ramadan adalah waktu yang tepat untuk melakukan refleksi diri untuk memperdalam ilmu spiritual serta memperbarui rasa syukur atas berkah yang Tuhan sediakan. Dalam semangat syukur dan refleksi ini, mereka yang mengikuti kegiatan di Bulan Ramadan dapat memperkuat komunitas, membantu orang-orang yang membutuhkan dan menjadi contoh yang baik bagaimana hidup di bulan suci.

Pernyataan Resmi Donald Trump tentang Ramadan/www.whitehouse.gov

Pernyataan resmi itu juga menuliskan bahwa Ramadan juga mengingatkan pada kekayaan muslim yang ada di kehidupan Amerika. "Di Amerika Serikat, kita semua diberkati untuk hidup di bawah Konstitusi yang memupuk kebebasan beragama dan menghormati praktik keagamaan. Konstitusi kami memastikan umat Islam dapat menjalani ibadah Ramadan sesuai dengan hati nurani dan tanpa hambatan oleh pemerintah. Konstitusi juga menyediakan berbagai kesempatan bagi semua orang Amerika untuk memperdalam pemahaman mereka tentang jiwa manusia," tulis pernyataan itu. Baca: Kak Seto: Jangan Sebut Anak Pelaku Teroris, Mereka Pasti Dibujuk

Terakhir, keterangan dalam pernyataan resmi itu menyatakan "Karena begitu banyak orang bersatu untuk menjalani Ramadan, Melania dan Saya akan bergabung dengan harapan agar bulan ini diberhai. Ramadan Mubarak." 

Pernyataan resmi itu dinilai tidak sesuai dengan kampanye Trump pada Desember 2015. Saat itu Trump mengatakan bahwa sebagian besar muslim membenci Amerika. "Tanpa melihat berbagai data, sudah terlihat jelas bahwa kebencian itu sudah di luar pemahaman," kata Trump saat itu.

"Negara kita tidak dapat menjadi korban serangan menghebohkan oleh orang-orang yang hanya percaya pada Jihad, dan tidak memiliki rasa nalar atau rasa hormat terhadap kehidupan manusia," kata Trump. Baca: Mengapa Puasa Bagus untuk Kesehatan? Simak Kata Ahli

Beberapa netizen pun menilai pernyataan Trump yang dirilis pada Selasa 15 Mei 2018 adalah sebuah guyonan. Netizen menilai ucapannya ini sangat berbeda dengan pernah yang pernah disampaikan Trump saat masa kampanyenya. Saat kampanye, Trump dinilai sangat bertentangan dan tidak mendukung umat Muslim.

WWW.WHITEHOUSE.GOV | NEW YORK POST | TWITTER