Ikuti Kami di
TEMPO.CO, Banda Aceh - Tradisi Meugang atau mengkonsumsi daging menjelang Ramadan di Aceh membuat harga daging melonjak. Lapak penjual daging dadakan menjamur di simpang-simpang jalan, Selasa, 15 Mei 2018.
Berdasarkan pengamatan Tempo di kawasan Ulee Kareng, Banda Aceh, daging dijual Rp 160 ribu per kilogram. Harga pada hari biasanya berkisar Rp 100 ribu-Rp 120 ribu per kilogram. “Sudah biasa kami menjual daging mahal saat Meugang, ini tradisi dan dagingnya berkualitas,” kata Muslem, penjual daging di Ulee Kareng.
Baca juga: Tradisi Berburu Daging Warisan Sultan Aceh
Menurut Muslem, para penjual daging dadakan berjualan sejak kemarin. Permintaan masyarakat juga tinggi untuk merayakan tradisi tersebut.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemerintah Kota Banda Aceh Taufik Mauliansyah mengatakan harga daging di Banda Aceh saat Meugang, berdasarkan pantauan pihaknya sejak Ahad kemarin, berkisar Rp 140 ribu-Rp 160 ribu per kilogram.
Pemerintah Banda Aceh sebelumnya menetapkan lapak-lapak penjualan daging di dalam kota, di antaranya di Ulee Kareng, Peunayong, Jeulingke, Lamyong, Pasar Rukod, dan Kopelma Darussalam. Juga di Beurawe dan Simpang Batoh Lueng Bata.
Tradisi Meugang di Aceh, menurut Ketua Majelis Adat Aceh (MAA) Badruzzaman, dicetuskan pertama kali oleh Sultan Iskandar Muda saat memimpin Aceh pada 1607-1636. Meugang juga diatur dalam Undang-Undang Kerajaan atau Qanun Meukuta Alam Al Asyi.
Tradisi mengkonsumsi daging ini diperingati selama tiga kali di Aceh, yakni menjelang Ramadan, menjelang Idul Fitri, dan menjelang Idul Adha.
ADI WARSIDI
