Selama Ramadan, PMI Malang Gelar Donor Darah Seusai Tarawih

Reporter

Editor

Suseno

Ilustrasi donor darah. ANTARA/Zabur Karuru
Ilustrasi donor darah. ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Malang - Persediaan darah di Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang, Jawa Timur, dinilai aman untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan dan Lebaran 2018. Untuk itu, masyarakat tidak perlu khawatir akan ketersediaan darah berbagai golongan. "Meski setiap bulan puasa jumlah pendonor menurun, stok yang ada tetap mampu memenuhi kebutuhan masyarakat, rumah sakit, puskesmas, dan poliklinik," ujar Kepala Bagian Mutu PMI Kabupaten Malang Bima Arya Teja, Selasa, 15 Mei 2018.

Bima menyebutkan, dari 1.352 labu (kantong) yang ada saat ini, golongan darah A sebanyak 275 labu, golongan darah B 488 labu, golongan darah AB 68 labu, dan golongan darah 0 521 labu.

Ia mengakui, dari empat golongan darah tersebut, yang paling sulit didapatkan adalah golongan darah AB, karena yang memiliki golongan darah tersebut tidak sebanyak golongan darah lain alias langka. "Untungnya, yang membutuhkan golongan darah AB ini juga tidak banyak, sehingga sok yang ada masih bisa memenuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Selain karena bulan puasa, ucap Bima, penurunan jumlah pendonor tersebut disebabkan oleh musim liburan sekolah dan kuliah. Sebab, sebagian besar pendonor di PMI Kabupaten Malang adalah siswa SMA dan SMK serta sebagian lagi mahasiswa.

Karena itu, tutur dia, PMI telah mengatur strategi agar persediaan darah tetap bisa memenuhi kebutuhan masyarakat. Strategi tersebut di antaranya mengubah jam donor darah serta membuka layanan donor di masjid-masjid seusai salat tarawih dan di gereja-gereja pada Minggu saat umat Kristen melakukan ibadah (misa).

Masyarakat yang biasanya mendonorkan darahnya pada pagi dan sore hari selama Ramadan dapat melakukannya setelah berbuka atau seusai salat tarawih. “Namun, bagi pendonor yang sudah rutin, meski puasa, biasanya akan tetap melakukan donor,” ujarnya.