Tiga Cara Bulog Penuhi Pasokan Beras Menjelang Puasa

Inspektur Jenderal (Irjen) Perdagangan Kementrian Perdagngan (Kemendag) Srie Agustina, saat meninjau Gudang Bulog Divisi Regional (Divre) Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). Menurut Srie persediaan beras aman hingga usai lebaran nanti. Parliza Hendrawan
Inspektur Jenderal (Irjen) Perdagangan Kementrian Perdagngan (Kemendag) Srie Agustina, saat meninjau Gudang Bulog Divisi Regional (Divre) Sumatera Bagian Selatan (Sumbagsel). Menurut Srie persediaan beras aman hingga usai lebaran nanti. Parliza Hendrawan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Usaha Logistik (Perum Bulog) Komisaris Jenderal (Purn) Budi Waseso tak mau melanjutkan program operasi pasar menjelang puasa dan lebaran. Agar pasokan beras cukup dengan harga stabil, Budi Waseso memaparkan tiga cara.

Pertama, memperluas pasokan beras dengan menitipkannya di markas kepolisian dan Tentara Nasional Indonesia (TNI), seperti Kepolisian Sektor (Polsek), Kepolisian Resor (Polres), Komando Rayon Militer (Koramil), dan Komando Distrik Militer (Kodim).

"Walaupun tidak 100 persen, keamanan barang (beras) lebih terjamin dibanding barang di luar polsek, koramil," kata Budi Waseso di kantornya, Jalan Jend. Gatot Subroto, Kuningan Timur, Jakarta Selatan, Senin, 14 Mei 2018.

Budi Waseso menuturkan, operasi pasar menjelang puasa merupakan aktivitas seperti pemadam kebakaran. Artinya penanganan memasok kebutuhan pangan, khususnya beras baru berjalan setelah muncul masalah. Padahal, persoalan seperti kurangnya pasokan dan tingginya harga beras dapat diprediksi sebelum Ramadan tiba.

Baca juga: Cara Budi Waseso Putus Rantai Mafia Beras Menjelang Ramadan 2018

Cara kedua, yakni menyediakan beras jenis premium dan medium dalam bentuk kemasan (sachet). Budi Waseso berencana menyalurkan beras kemasan ke warung-warung. Meski dalam kemasan, Budi Waseso mengatakan, Bulog tetap menjaga kualitas beras. Saat ini, dirinya bersama jajaran Bulog sedang mendiskusikan rencana penyaluran beras kemasan itu, mulai dari harga hingga kualitas.

Budi Waseso menyebutkan, beras kemasan rencananya dibungkus dalam ukuran 250 gram. Harga per kemasan disesuaikan dengan harga per kilogram. Bila beras premium dijual Rp 11 ribu per kilogram, maka beras kemasan jenis yang sama senilai Rp 2.750 per kemasan. Sementara beras medium yang seharga Rp 9 ribu per kilogram akan dijual Rp 2.250 per kemasan. "Jadi dibagi empat. Harganya semurah mungkin," ujarnya.

Ketiga, Bulog membangun kerja sama dengan retail swasta dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). "Jejaring dari retail-retail BUMN dan swasta sudah kita bangun," ujarnya.

Buwas menjamin, pasokan beras menjelang Ramadan 2018 cukup memenuhi kebutuhan masyarakat. Stok beras Bulog sebesar 1,2 juta ton hingga Minggu sore, 13 Mei 2018.