Papanjar, Tradisi Menyambut Ramadan ala Desa Sindanglaya Cianjur

Reporter

Editor

Suseno

Ilustrasi warga menyantap sajian Nasi Liwet atau kegiatan Ngaliwet. ANTARA/Fahrul Jayadiputra
Ilustrasi warga menyantap sajian Nasi Liwet atau kegiatan Ngaliwet. ANTARA/Fahrul Jayadiputra

TEMPO.CO, Cianjur - Ratusan warga Desa Sindanglaya Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menggelar papajar atau menyambut datangnya bulan suci Ramadan dengan menggelar liwet sepanjang 700 meter. Nasi liwet yang disajikan di atas daun pisang sebagai alas makan dan dijajarkan di jalan kampung di wilayah tersebut.

"Papajar merupakan tradisi warga Cianjur, dalam rangka menyambut datangnya bulan puasa serta kegiatan ngaliwet ini, sebagai ajang rekreasi sekaligus sebagai media untuk mempererat tali silaturahmi," kata Kepala Desa Sindanglaya Yusuf Saefuloh, Sabtu, 12 Mei 2017.

Kegiatan tersebut digagas oleh pengurus desa dan Karang Taruna Desa Sindanglaya. Para pemuda setempat menampilkan pertunjukan bela diri pencak silat serta lomba qasidah yang di ikuti belasan kelompok pengajian.

"Kegiatan ini sudah dilaksanakan untuk kedua kalinya sejak tahun lalu. Setiap warga dari tiap RT diwajibkan membawa nasi liwet beserta aneka lauk pauknya untuk dihidangkan di atas daun pisang yang disediakan panitia," kata Yusuf.

Papajar kali ini diikuti sejumlah pejabat dari pemerintahan desa dan kecamatan di wilayah tersebut dan didukung segenap warga Desa Sindanglaya. "Harapan kami kegiatan ini akan terus berjalan setiap tahunnya, sebagai bentuk rasa syukur warga menyambut datangnya bulan suci," katanya.

Antusias masyarakat untuk menyambut Ramadan dengan menggelar papajar sangat tinggi. "Biasanya papajar ke laut selatan atau ke tempat rekreasi. Namun sejak tahun lalu warga lebih memilih ngaliwet bersama. Ini untuk rekreasi sekaligus menjalin silaturahmi antarwarga," kata Dian Omes, warga Sindanglaya.