Menjelang Ramadan, Mendag: Harga Malah Cenderung Turun

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengecek stok sembako di gudang Perum Bulog, Jakarta, 9 Januari 2018. TEMPO/Tony Hartawan
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengecek stok sembako di gudang Perum Bulog, Jakarta, 9 Januari 2018. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Banyuwangi - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memastikan kebutuhan pangan menjelang Ramadan tercukupi dengan harga stabil. "Ternyata tidak ada kenaikan harga, bahkan harga cenderung turun di beberapa komoditas," katanya saat memantau pasar tradisional di Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, Kamis, 10 Mei 2018. "Dan ini terjadi hampir di seluruh pasar Indonesia."

Dari hasil pantauannya, kata Enggar, harga sejumlah barang kebutuhan pokok di Banyuwangi cenderung lebih rendah daripada di Bali. "Bahkan saya habis ke Bali dua hari lalu, harganya di sini (Banyuwangi) lebih rendah. Beras medium juga beras premium di bawah HET (harga eceran tertinggi,” ucapnya.

Baca: Ramadan, Kementan Jamin Stok Pangan Strategis Aman

Beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga, di antaranya bawang putih dan cabai rawit. Keduanya turun harga dari Rp 30 ribu menjadi Rp 20 ribu per kilogram. Sedangkan beberapa komoditas lain berada pada harga yang stabil, di antaranya daging sapi berkisar Rp 110-120 ribu per kg, gula pasir Rp 11 ribu per kg, dan minyak goreng Rp 12 ribu per liter.

“Tadi daging sapi malah turun Rp 5.000. Jadi kami pastikan lagi, dan kami sudah berkeliling ke 32 provinsi. Sudah kami pantau semuanya. Kami pastikan stok nasional cukup dan tidak ada kenaikan harga. Begitu ada kenaikan, kita drop langsung,” ujar Enggar.

Di Pasar Rogojampi, beras medium tercatat dijual dengan harga Rp 8.850 per kg, di bawah HET Rp 9.450. Adapun harga beras premium Rp 12 ribu, masih di bawah HET Rp 12.800 ribu per kg, sementara gula dibanderol Rp 11 ribu per kg. Ketan bahkan turun harga, dari Rp 22-23 ribu kini dijual Rp 18 ribu per kilogram.

Khusus untuk komoditas ayam potong dan telur, Enggartiasto mengatakan memang terjadi kenaikan harga. Harga ayam potong pada kondisi normal Rp 30 ribu menjadi Rp 33 ribu. Sedangkan untuk telur dari Rp 22 ribu per kg menjadi Rp 24 ribu per kg.

“Khusus untuk ayam dan telur kita beri range batas atas dan bawah karena peternak minta supaya harga mereka tidak tertekan. Karena saat ini ada kenaikan Rp 1.000 di atas HET, segera kami hubungi mereka untuk menagih komitmen peternak sesuai HET," ucap Enggar.

Menurut Enggartiasto, tidak ada alasan untuk menjual di atas HET karena suplai banyak, bahkan berlebih. "Kalau sampai naik, akan kita gerojokin karena kita sudah ada komitmen. Saya percaya pada komitmen mereka,” tuturnya. Dia juga mengajak masyarakat menyambut Ramadan dengan gembira. Sebab, pemerintah menjamin ketersediaan pasokan komoditas pangan dengan harga yang stabil.

Kementerian Perdagangan telah menerjunkan tim mulai pejabat kementerian, dinas perindustrian provinsi dan daerah, hingga membentuk satuan oetugas untuk mengawasi ketersediaan pangan, khususnya untuk mengamankan pasokan selama Ramadan. “Kami juga sudah meminta Bulog untuk standby di gudang-gudangnya. Kalau sampai ada kekurangan, barang langsung digerojok untuk masyarakat,” kata Enggar.