Cerita Diplomat Amerika Serikat Soal Ramadan di Negeri Abang Sam

Reporter

Sejumlah anak-anak berpose di depan bendera Amerika saat mengikuti Muslim Day Parade di New York City, 24 September 2017. REUTERS/Stephanie Keith
Sejumlah anak-anak berpose di depan bendera Amerika saat mengikuti Muslim Day Parade di New York City, 24 September 2017. REUTERS/Stephanie Keith

TEMPO.CO, Jakarta - Bulan ramadan adalah momen yang dinantikan umat Islam, termasuk masyarakat muslim Amerika Serikat. Kegembiraan menyambut bulan puasa bisa ditemukan di komunitas-komunitas muslim Amerika Serikat. Diperkirakan, saat ini ada sekitar 4 juta umat muslim Amerika Serikat.

Baca: Hasil Studi: Islam di Amerika Serikat Agama Terbesar Kedua

Chris Rittgers, Konselor bidang Pertanian, Kedutaan Besar Amerika Serikat, Rabu, 9 Mei 2018. Sumber: TEMPO/Suci Sekar

Chris Rittgers, Konselor bidang Pertanian, Kedutaan Besar Amerika Serikat, menceritakan kepada Tempo, komunitas muslim Amerika Serikat banyak tinggal di wilayah Los Angeles, Washington D.C, Chicago, Michigan dan Texas. Umumnya, umat muslim Amerika Serikat berasal atau keturunan Afrika, Timur Tengah dan Asia Tenggara. Mereka biasanya tinggal berdasarkan komunitas masing-masing. Misalnya, untuk wilayah Michigan, banyak komunitas Islam yang merupakan pengungsi dari Irak, Yordania dan Suriah. Sedangkan di kota Minneapolis, banyak pengungsi muslim dari Somalia.

"Di beberapa sekolah, ada yang menyelenggarakan buka puasa. Untuk daerah-daerah terpencil di Amerika Serikat yang tidak ada masjid, komunitas muslim biasanya akan membuat kegiatan bulan ramadan di community center, stadion olah raga bahkan gereja," kata Rittgers, Rabu, 9 Mei 2018.

Baca: Pawai Anti-Islam Terbesar Digelar Serentak di Amerika Serikat

Rittgers yang tinggal di Indonesia sejak pertengahan tahun lalu menilai, cara umat Islam di Indonesia dengan komunitas muslim Amerika Serikat merayakan ramadan, hampir sama. Ada nilai gotong royong dan sikap saling menghormati antar pemeluk yang berbeda agama. Masyarakat non-muslim Amerika Serikat pun sangat menghormati komunitas-komunitas Islam yang ada di negara itu dan menerima keberadaan mereka. Sebab ada kebebasan beragama di Amerika Serikat.

"Saya fikir tidak ada Islamphobia di Amerika Serikat. Semua orang di Ameria Serikat menghormati agama apapun dan hubungan lintas agama terjalin sangat bagus. Masyarakat Amerika Serikat juga biasanya tahu kalau komunitas umat Islam di sana sedang berpuasa," kata Rittgers.

Bicara soal umat muslim, Rittgers menceritakan, masih sulit menemukan restoran-restoran halal di daerah-daerah terpencil Amerika Serikat. Akan tetapi, di kota-kota besar Amerika Serikat mulai terjadi tren perusahaan-perusahaan yang menawarkan makanan halal.

Masyarakat Amerika Serikat takjub karena ada suatu agama yang makanannya harus diproses secara halal. Mereka menilai, makanan halal itu adalah makanan berkualitas tinggi karena harus melewati suatu proses sebelum disajikan pada konsumen.