Mendekati Ramadan, Permintaan Buah-buahan Melonjak

Pekerja tengah menata buah timun suri yang baru datang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, 17 Juni 2016. Setiap bulan Ramadan, timun suri menjadi salah satu buah yang diburu warga, karena dapat dijadikan sebagai bahan untuk minuman manis saat berbuka puasa. Tempo/Tony Hartawan
Pekerja tengah menata buah timun suri yang baru datang di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, 17 Juni 2016. Setiap bulan Ramadan, timun suri menjadi salah satu buah yang diburu warga, karena dapat dijadikan sebagai bahan untuk minuman manis saat berbuka puasa. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bulan Ramadan akan berlangsung dalam kurang dua pekan lagi. Biasanya kebutuhan barang pokok cenderung meningkat menjelang puasa. Tempo hari ini menyambangi dua pasar tradisional di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, yakni Pasar Bata Putih dan Pasar Kebayoran Lama.

Dari keterangan para pedagang, harga kebutuhan barang pokok masih stabil. Meski begitu, salah satu pedagang di Pasar Bata Putih, HM Nurudin, mengatakan kenaikan harga buah-buahan lokal yang masih tergolong standar itu seiring dengan permintaan pasar yang kian meningkat.

Baca: Menjelang Ramadan dan Lebaran 2018, Stok dan Harga Pangan Aman

Nurdin mencontohkan, buah melon, alpukat, jambu, belimbing, dan mangga harganya naik rata-rata 20 persen. Berbeda dengan buah lain, harga kolang-kaling justru melonjak sekitar 40 persen. “Mungkin karena panen di kampungnya berkurang. Dua minggu belakangan ini pasokan kolang-kaling berkurang,” kata Nurudin kepada Tempo, Sabtu, 5 Mei 2018.

Beralih ke pedagang Pasar Kebayoran Lama, penjual sayur-mayur bernama Fatmi mengatakan belum ada peningkatan harga. Paling hanya bayam dan kangkung yang naik Rp 500 per ikat.

Penjual lain, Agus, sepakat dengan Fatmi. “Masih normal, cuma telur naik Rp 2.000 per kilogram,” ujar Agus.

Karena harga stabil, menurut Agus, belum ada tanda-tanda pengadaan pasar murah di Pasar Kebayoran Lama. Dia mengatakan masyarakat biasanya banyak mencari sembako, kacang, dan bahan kue menjelang puasa. 

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Peretail Indonesia (Aprindo) Roy Nicholas Mandey memastikan ketersediaan stok kebutuhan makanan, minuman, dan pakaian menjelang Ramadan 2018 aman demi menjaga stabilitas harga. Pasalnya, para peretail modern telah menyiapkan stok kebutuhan Ramadan sejak tiga bulan sebelumnya di pusat logistik masing-masing peretail.

“Peretail modern selalu dijadikan leader price oleh pemerintah karena selalu dapat menstabilkan harga dan menyediakan pasokan barang secara kontinu, tidak terbatas dan terputus hingga Lebaran,” ujar Roy, Jumat, 4 Mei 2018.

Roy menambahkan, permintaan terhadap kebutuhan makanan dan minuman serta kebutuhan lainnya saat Ramadan, seperti fashion, dapat meningkat 25 persen hingga 30 persen dibanding bulan biasa. Untuk mengakomodasi lonjakan permintaan tersebut, pihaknya pun meningkatkan ketersediaan stok barang hingga 35 persen dari biasanya.

BISNIS