Nyadran, Tradisi Turun Temurun Bentuk Kerukunan Warga Temanggung

Jumat, 11 Februari 2022 21:55 WIB

Sejumlah warga menyantap berbagai jenis makanan bersama saat tradisi Nyadran Perdamaian di Krecek, Getas, Kaloran, Temanggung, Jateng, Jumat, 11 Februari 2022. Tradisi Nyadran atau Merti dusun yang diikuti oleh penganut agama Islam, Budha dan Katholik tersebut merupakan tradisi turun temurun sejak ratusan tahun silam. ANTARA/Anis Efizudin

Sejumlah warga menyantap berbagai jenis makanan bersama saat tradisi Nyadran Perdamaian di Krecek, Getas, Kaloran, Temanggung, Jateng, Jumat, 11 Februari 2022. Tradisi Nyadran atau Merti dusun yang diikuti oleh penganut agama Islam, Budha dan Katholik tersebut merupakan tradisi turun temurun sejak ratusan tahun silam. ANTARA/Anis Efizudin

Sejumlah warga menyantap berbagai jenis makanan bersama saat tradisi Nyadran Perdamaian di Krecek, Getas, Kaloran, Temanggung, Jateng, Jumat, 11 Februari 2022. Tradisi ini sebagai wujud syukur Tuhan Yang Maha Esa sekaligus bentuk toleransi dan kerukunan warga lintas agama. ANTARA/Anis Efizudin

Sejumlah warga menyantap berbagai jenis makanan bersama saat tradisi Nyadran Perdamaian di Krecek, Getas, Kaloran, Temanggung, Jateng, Jumat, 11 Februari 2022. Tradisi ini sebagai wujud syukur Tuhan Yang Maha Esa sekaligus bentuk toleransi dan kerukunan warga lintas agama. ANTARA/Anis Efizudin

Sejumlah warga mengusung Tenong berisi berbagai jenis makanan saat melakukan tradisi Nyadran Perdamaian di Krecek, Getas, Kaloran, Temanggung, Jateng, Jumat, 11 Februari 2022. Tradisi Nyadran atau Merti dusun yang diikuti oleh penganut agama Islam, Budha dan Katholik tersebut merupakan tradisi turun temurun sejak ratusan tahun silam. ANTARA/Anis Efizudin

Sejumlah warga mengusung Tenong berisi berbagai jenis makanan saat melakukan tradisi Nyadran Perdamaian di Krecek, Getas, Kaloran, Temanggung, Jateng, Jumat, 11 Februari 2022. Tradisi Nyadran atau Merti dusun yang diikuti oleh penganut agama Islam, Budha dan Katholik tersebut merupakan tradisi turun temurun sejak ratusan tahun silam. ANTARA/Anis Efizudin


1 dari Gambar