Prancis Tutup Masjid, Tuding Imam Radikal

Videografer

Tempo.co

Jumat, 30 September 2022 12:00 WIB

Pemerintah Prancismengumumkan akan menutup masjid karena menganggap imamnya radikal, demikian Antara mengutip kantor berita Anadolu, Kamis, 29 September 2022

Kementerian Dalam Negeri Prancis mulai memproses penutupan Masjid Obernai di daerah Bas-Rhin, seperti yang dilaporkanBFM TV dan Le Figaro.

Menteri Dalam Negeri Gerald Darmanin dalam unggahan di Twitter mengatakan, bahwa 23 tempat ibadah separatis sudah ditutup dalam dua tahun terakhir.

Menurutnya, penutupan masjid dilakukan atas permintaan presiden untuk memerangi "separatisme Islamis".

Kemendagri menuding imam Masjid Obernai melakukan kegiatan dakwah radikal, dengan bersikap bermusuhan terhadap masyarakat Prancis dan membuat pernyataan provokatif terhadap nilai-nilai republik.

Laman Francebleu.fr, Rabu, menyebutkan bahwa pemerintah daerah di Bas-Rhin memberi kesempatan pada pengelola masjid mengajukan banding dalam 10 hari, sebelum fase penutupan.

Masjid dikelola oleh Afmao atau asosiasi Franco-Maghreb di Obernai, kata walikota Bernard Fischer.

Imam masjid, yang tiba pada 2017, "dikenal karena terlibat dalam dakwah radikal di Bas-Rhin selama belasan tahun" kata Kmendagri. Dia dituduh menyebarkan Islam Salafi, melegitimasi poligami, dan menyerukan diskriminasi terhadap orang Yahudi, homoseksual dan wanita.

Kementerian Dalam Negeri menyatakan bahwa beberapa anak muda yang menghadiri masjid telah menjadi "radikal" dan beberapa telah "meninggalkan Prancis untuk belajar di sekolah Alquran di Mesir atau di Yaman". Asosiasi yang mengelola tempat ibadah itu dituduh "mendukung kata-kata dan tindakan imam ini".

Pemerintah Prancis menuai kritikan dari komunitas internasional, NGO dan organisasi HAM, terutama PBB, lantaran menargetkan dan meminggirkan kaum Muslim.

Foto: tempo.co

Editor: Ridian Eka Saputra