Cuaca Buruk, Penumpang Kapal ke Masalembu Tertahan 2 Hari  

Seorang porter merapihkan barang bawaan pemudik, yang turun dari KM Leuser. Ribuan pemudik asal Indonesia Timur yang menggunakan angkutan kapal laut, mulai berdatangan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, 6 Juli 2015. FULLY SYAFI
Seorang porter merapihkan barang bawaan pemudik, yang turun dari KM Leuser. Ribuan pemudik asal Indonesia Timur yang menggunakan angkutan kapal laut, mulai berdatangan di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, 6 Juli 2015. FULLY SYAFI

TEMPO.CO, Surabaya-Tak ada pilihan lain bagi Memet Triansyah selain menunggu. Rencana merayakan Hari Raya Idul Fitri di kampung halamannya di Pulau Masalembu, Kabupaten Sumenep, terancam kandas karena kapal yang akan ia tumpangi terhalang cuaca buruk. Untuk mengusir jenuh tangannya sibuk menggosok batu akik jenis kecubung putih.

 “Ya daripada bosan. Kapalnya ditunda berangkat nggak tahu sampai kapan, padahal maunya Lebaran bisa kumpul sama keluarga,” ujarnya saat ditemui Tempo di terminal penumpang sementara Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, Selasa 14 Juli 2015.

Koper besar berwarna hitam mengelilingi karpet vinyl tempatnya beristirahat. Ia dan dua orang kawannya sesama perantauan, Ahmad Supriyadi dan Sarbini, satu per satu membuka kardus berisi buah-buahan yang semula akan dibawa sebagai oleh-oleh. “Dua hari di sini mulai menghabiskan uang saku kami,” ujarnya.

Seharusnya, kapal program mudik gratis pemerintah Provinsi Jawa Timur itu dijadwalkan berangkat Senin lalu. Namun karena cuaca buruk yang berdampak pada angin kencang dan gelombang setinggi 4-5 meter, kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Perak mengeluarkan maklumat yang melarang pelayaran. “Kemarin ditunda, katanya gelombang tinggi. Hari ini masih belum boleh juga. Nasib kami terkatung-katung,” ujar Memet.

Ratusan penumpang yang diminta menunggu, sedikit demi sedikit meninggalkan terminal penumpang. Rata-rata, kata Memet, mereka memiliki tempat tinggal di Surabaya. Sedangkan bagi dirinya, bertahan di pelabuhan adalah satu-satunya pilihan.

Dia kesal karena tak satu pun petugas dari Dinas Perhubungan Jawa Timur yang berjaga sehingga Memet tidak mendapat kepastian kapan kapal akan berangkat.  “Nggak ada yang bisa saya tanya, petugasnya nggak ada. Saya mohonlah ada penjelasan,” ujarnya.

Juru Bicara PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) III cabang Tanjung Perak Dhany Rachmad Agustian mengemukakan pihak syahbandar mengeluarkan maklumat bahwa kapal-kapal belum diperbolehkan berlayar sampai dua hari ke depan.

“Kapal-kapal di bawah 500 gross tonage harap mematuhi anjuran tersebut demi keselamatan penumpang dan anak buah kapal. Kami akan terus update perkembangannya dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika setiap 3 jam, apakah gelombang di Laut Jawa sudah aman,” kata dia.

ARTIKA RACHMI FARMITA