Petugas Temukan Daging Busuk di Pasar Kediri  

Daging sapi mentah tampak berdenyut. mirror.co.uk
Daging sapi mentah tampak berdenyut. mirror.co.uk

TEMPO.CO, Kediri - Petugas Dinas Pertanian Kota Kediri menangkap basah seorang pedagang yang menjual daging busuk di pasar tradisional. Dari temuan daging busuk itu petugas mencurigai terdapat pula penjualan daging sapi gelonggongan yang dipasok dari luar kota.

Praktek pedagang nakal ini terungkap ketika petugas merazia sejumlah pasar tradisional, Kamis pagi, 2 Juli 2015. Bersama anggota Kepolisian Resor Kediri, petugas langsung mendatangi lapak penjualan daging di Pasar Setonobetek.

Pedagang yang tak menduga bakal didatangi aparat tak bisa berkelit menyembunyikan daging sapi yang telah busuk itu. Daging tersebut disimpan di dalam enam buah tas plastik yang diduga hendak diperjualbelikan. “Setelah saya cek, kondisinya sangat busuk dan tak layak makan,” kata Sigit Setiono, Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Kota Kediri.

Ulah nakal pedagang  juga ditemukan di kios penjual daging sapi Jalan KKO Harun. Di tempat ini petugas menemukan  lima tas kresek organ dalam sapi yang membusuk. Daging busuk itu disimpan dalam kotak pendingin. Tapi petugas tidak menyita daging-daging busuk itu. Mereka hanya meminta agar pedagang tidak menjual daging tersebut.

Petugas juga menemukan  daging sapi yang diduga telah digelonggong sebelum dipotong. Hal ini diketahui setelah petugas memeriksa kadar air yang mencapai lebih dari 80 persen. Padahal daging sapi normal kadar airnya hanya 77 persen. Saat didesak petugas,  pedagang  tak bisa menunjukkan surat jalan dari rumah pemotongan hewan.

Lima pedagang juga kedapatan memotong sapinya di luar kota hingga tak bisa dipantau standarisasinya. Kepada mereka petugas  akan memberikan pembinaan soal tata cara memotong daging sapi yang baik dan benar. “Kita akan panggil pedagang yang bermasalah,” kata Sigit.

Temuan daging busuk itu membuat masyarakat resah. Apalagi kebutuhan daging sapi menjelang Lebaran makin meningkat.  Sebab tak banyak konsumen yang bisa membedakan daging segar maupun rusak saat berbelanja di pasar.

Masyarakat berharap pemerintah lebih tegas menindak para pelaku penjualan daging busuk dan menyeretnya ke polisi. “Sebab taruhannya nyawa kalau memakan daging busuk,” ujar Purwati, ibu rumah tangga di Kecamatan Pesantren.

HARI TRI WASONO