Cara Agar Tak Tergoda Aroma Masakan Selama Puasa

Sajian ayam saus mole, begitu menggoda selera. Masakan Maroko didominasi oleh bumbu rempah-rempah, dan berbagai macam jenis daging seperti, domba, sapi, kambing dan ayam. 8 Desember 2014. AP Photo/Matthew Mead.
Sajian ayam saus mole, begitu menggoda selera. Masakan Maroko didominasi oleh bumbu rempah-rempah, dan berbagai macam jenis daging seperti, domba, sapi, kambing dan ayam. 8 Desember 2014. AP Photo/Matthew Mead.

TEMPO.COJakarta - Melihat atau mencium aroma makanan mungkin menyiksa bagi beberapa orang yang berpuasa. Namun tidak demikian bagi para koki yang tetap bekerja selama bulan Ramadan.

Uni Emirat Arab memang sudah melarang warganya makan dan minum di depan umum selama Ramadan demi menghormati mereka yang berpuasa. Namun bagaimana dengan mereka yang bekerja pada bisnis makanan dan pekerjaan sehari-harinya tidak lepas dari makanan?

Asisten koki Kais Gharbi asal Tunisia mengakui bekerja saat puasa kadang-kadang menantang. "Sulit. Namun, saat bekerja, saya lupa tentang makanan dan yang lainnya sampai pukul 19.00," kata Gharbi, 26 tahun, yang bekerja di restoran shawarma, seperti dilansir laman Gulf News.

Satu blok dari tempat Gharbi bekerja, Mehmat Patlaz sibuk menyiapkan makanan Turki di restoran sekitar pukul 14.00. Bau masakan tradisional Turki menggantung di udara ketika dia menempatkan nampan di counter.

"Saya tidak menghadapi masalah apa pun saat bekerja selama Ramadan," ujar Patlaz, yang sudah 20 tahun menjadi koki. "Saya sudah biasa. Lagi pula, saya melakukan ini untuk Tuhan, bukan untuk saya. Saya bisa tahu masakan yang saya buat rasanya enak hanya dengan mencium baunya."

Sedangkan bagi Mohammad Ashiq, mengikuti resep itu penting saat memasak, terutama ketika dia tidak bisa mencicipinya saat Ramadan. "Puasa itu kewajiban saya sebagai seorang muslim. Saya sudah sampai ke tingkatan tidak lagi tergoda makanan," tutur Ashiq, 25 tahun.

"Ketika saya melihat makanan saat berpuasa, yang ada di hati saya bukan lagi ingin memakannya. Ini bukan masalah pikiran lagi bagi saya, tapi lebih soal hati," ucapnya.

Jam kerja yang panjang di dapur, kebanyakan berdiri, dan panas yang mengepung bisa menjadi ujian bagi tubuh manusia yang kekurangan cairan saat berpuasa selama sekitar 15 jam sehari. "Memasak bisa melelahkan. Namun, bagi saya, ini sudah menjadi normal. Saya berpuasa dan saya memasak. Alhamdulillah, semuanya oke," kata Ruzanna Razak, 29 tahun, koki asal Malaysia yang sudah mulai berpuasa sejak usia 7 tahun.

"Saat saya merasa sangat capek, saya berhenti memasak, istirahat setengah jam, lalu berdoa. Setelah itu, saya merasa segar dan bisa bekerja lagi," ujarnya.

BISNIS.COM