Ramadan, Serunya Isi Waktu di Masjid Bekas Tsunami Aceh  

Masjid Raya Baiturrahman, Aceh, Indonesia. Ini merupakan masjid yang dianggap sebagai simbol Aceh, khususnya sejak kejadian bencana tsunami tahun 2004. Desain masjid ini dipengaruhi gaya khas Belanda dan India Moghul, tak lepas, pengaruh lokal juga membuat desain masjid ini terlihat menarik. Yahoo.com
Masjid Raya Baiturrahman, Aceh, Indonesia. Ini merupakan masjid yang dianggap sebagai simbol Aceh, khususnya sejak kejadian bencana tsunami tahun 2004. Desain masjid ini dipengaruhi gaya khas Belanda dan India Moghul, tak lepas, pengaruh lokal juga membuat desain masjid ini terlihat menarik. Yahoo.com

TEMPO.CO, Banda Aceh – Saat mendekati pintu gerbang Masjid Baiturrahim, Ulee Lheue, Banda Aceh, aroma laut begitu kentara. Angin lalu sepoi-sepoi membuang hawa panas siang itu, Jumat 19 Juni 2015.

Satu persatu jamaah memasuki masjid yang penuh sejarah itu, tak rubuh diterjang ombak gergasi. Di bagian-bagian tertentu di dalam masjid, tsunami masih menyimpan bukti pada dinding beton yang tampak keropos.

Ketika tsunami melumat pesisir Aceh 26 Desember 2004, Ulee Lheue rata tanah. Satu-satunya bangunan tersisa adalah Masjid Baiturrahim, yang letaknya hanya terpaut terpaut puluhan meter dari bibir pantai. Dari 6.000-an warga desa ini, separuh lebih menjadi korban. Empat dusun raib ditelan gelombang.

Sekretaris Pengurus Masjid, Subhan adalah salah satu korban yang selamat di kampung itu. Dia sempat lari setelah digulung ombak di depan masjid. “Banyak yang mencoba menyelamatkan diri ke Masjid, tapi hanya sembilan orang yang selamat di setelah berhasil naik ke puncaknya,” katanya kepada Tempo.

Usai tsunami, masjid tak rusak parah. Hanya alquran dan kitab-kitab yang berserakan di dalamnya. Bangunan masjid yang tanpa rangka besi dan tulang penyangga ini hanya rusak 20 persennya saja di samping dan belakang. Kini kerusakan telah diperbaiki.

Bukti amuk tsunami di sekitar masjid, ada foto-foto yang terpasang untuk dinikmati pegunjung di dalam bangunan galeri yang terpisah di samping masjid. “Itu foto-fotonya, yang menceritakan kejadian tsunami di Ulee Lheue,” tunjuk Subhan.

Galeri yang juga berisi aneka souvenir dan tak ketinggalan aneka batu akik untuk dibeli pengunjung sebagai oleh-oleh, baru difungsikan Maret 2015. Setelah pemerintah Kota Banda Aceh membangunnya, guna ruang pamer galeri dengan masjid. “Dulu foto-foto bukti sejarah ini dipamer di dalam. Turis non-muslim segan untuk masuk.”