Mudik, Kendaraan Pribadi Diusulkan Lewat Jalan Tol Cikapali  

Editor

Grace gandhi

Para pekerja dengan menggunakan sejumlah alat berat sedang menguruk badan jalan tol Cipali antara Desa Balingbing-Cilameri dengan material sirtu di Subang, Jawa Barat, 15 April 2015. Megaproyek jalan tol sepanjang 116 kilometer tersebut, senilai Rp 12,5 triliun. TEMPO/NanangSutisna
Para pekerja dengan menggunakan sejumlah alat berat sedang menguruk badan jalan tol Cipali antara Desa Balingbing-Cilameri dengan material sirtu di Subang, Jawa Barat, 15 April 2015. Megaproyek jalan tol sepanjang 116 kilometer tersebut, senilai Rp 12,5 triliun. TEMPO/NanangSutisna

TEMPO.COBandung - Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat Dedi Taufik meminta pemerintah memprioritaskan penggunaan Jalan Tol Cikampek-Palimanan (Cikapali) untuk kendaraan pribadi saat arus mudik dan balik Lebaran tahun ini. “Supaya bottle-neck di Pejagan bisa terurai,” katanya di Bandung, Kamis, 4 Juni 2015. 

Dedi beralasan, kemungkinan pemudik yang menggunakan kendaraan di jalan raya bakal meningkat dengan beroperasinya jalan tol itu. “Yang melintas di Jawa Barat kebanyakan akan melewati jalur utara,” ujarnya. Taksirannya, peningkatan pengguna moda jalan raya bisa naik 5 persen. 

Menurut Dedi, dengan memprioritaskan Jalan Tol Cikapali untuk kendaraan pribadi, angkutan umum seperti bus diminta bakal melewati jalur biasa di Pantura. “Angkutan truk dan bus melalui jalur biasa saja,” tuturnya. 

Dedi mengatakan Pintu Tol Pejagan berpotensi menjadi titik kemacetan dengan beroperasinya tol tersebut. “Di Pejagan itu ada lintasan sebidang, lalu tol menuju Brebes juga belum selesai, kemungkinan akan terjadi bottle-neck. Ini dari survei minggu lalu,” ucapnya.

Baca juga:

Ramadan, Jalan Tol Cikampek-Palimanan Sudah Bisa Dilalui

Tol Cikapali Diklaim Kurangi 40 Persen Beban Jalan Pantura

Via Jalan Tol, Waktu Tempuh Cikampek-Palimanan Hanya 1,5 Jam

Menurut Dedi, kendati tersedot di jalur Pantura, pengguna kendaraan di jalur selatan Jawa Barat diperkirakan masih tetap tinggi. Kemungkinan penggunanya adalah pemudik yang hendak bepergian ke daerah wisata yang dominan berada di wilayah selatan, seperti Pangandaran; Kawah Putih di Ciwidey; serta Cipanas, Garut. 

Khusus roda dua, skenario sementara tetap melewati jalan lama di jalur Pantura. “Roda dua tetap lewat Pantura atau selatan. Kita tidak punya jalur khusus,” kata Dedi. 

Pemudik yang memaksa menggunakan roda dua diminta memanfaatkan truk dan angkutan laut yang difasilitasi pemerintah sehingga bisa melanjutkan perjalanannya dari Cirebon. “Itu akan memperkecil pergerakan roda dua,” ujarnya. 

Dedi mengatakan pergerakan kendaraan saat arus mudik sendiri diperkirakan akan terjadi pada H-2 jelang Lebaran. “Biasanya pergerakan sebelum Lebaran, pergerakan (kendaraan) akan tinggi,” tuturnya. 

AHMAD FIKRI