Motor Dominasi Kecelakaan Mudik, Pemerintah: Wajar  

Sepeda motor pemudik diparkir di tikungan yang membahayakan lalu lintas di terowongan Lingkar Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 1 Agustus 2014. TEMPO/Prima Mulia
Sepeda motor pemudik diparkir di tikungan yang membahayakan lalu lintas di terowongan Lingkar Nagreg, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 1 Agustus 2014. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta: Direktur Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Hotma Simanjuntak menganggap wajar jika sepeda motor masih mendominasi angka kecelakaan lalu lintas selama arus mudik Lebaran tahun ini. Sebab, sepeda motor merupakan jenis kendaraan yang paling banyak melintas di jalan.

"Memang motor yang paling banyak. Jadi ya dia dominan," kata Hotma di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin, 4 Agustus 2014. (Baca: H+5, 50 Pemudik Tewas di Jalur Jawa Barat)

Namun Hotma mengklaim angka kecelakaan selama arus mudik kali ini turun dibanding tahun lalu. Selain karena jumlah motor berkurang, kecelakaan turun karena kemacetan parah terjadi di ruas-ruas jalan yang selama ini rawan kecelakaan. "Otomatis kecepataan kendaraan di sana berkurang," katanya. (Baca: Kecelakaan Mudik Tinggi, Kereta Akan Ditambah)

Selain itu, kata Hotma, petugas di lapangan diklaim mengawasi ketat arus kendaraan yang melintas sehingga bisa menekan angka kecelakaan.

Tahun ini, pemerintah memprediksi jumlah sepeda motor yang melintas selama arus mudik mencapai 2,37 juta unit atau naik 4,3 persen dibanding tahun lalu yang hanya 2,27 juta unit. Namun selama H+1 hingga H+5 (30 Juli-3 Agustus 2014) jumlah sepeda motor yang kembali ke Jabodetabek baru 264.251 unit atau turun 6.427 unit dibanding tahun lalu. (Baca: H+1 Lebaran, 10 Ribu Kendaraan Sesaki Malioboro)

Berdasarkan data Korps Lalu Lintas Polri, dari H-6 sampai H+5 (22 Juli-3 Agustus 2014), jumlah kecelakaan mencapai 2.471 kejadian, di mana 516 orang meninggal dunia, 813 orang luka berat, dan 3.067 luka ringan. Angka itu jauh berkurang dibanding periode yang sama pada tahun lalu, di mana jumlah kecelakaan mencapai 3.061 kejadian, dengan 686 korban meninggal, 1.119 luka berat, dan 4.032 luka ringan.

Tapi, sama seperti tahun lalu, sepeda motor masih menjadi jenis kendaraan yang paling banyak terlibat dalam kecelakaan dengan jumlah 3.522 unit (71,51 persen). Di posisi kedua adalah bus sebanyak 495 unit (10,05 persen). Selanjutnya berturut-turut mobil barang 417 unit (8,46 persen), mobil pribadi 415 unit (8,42 persen), kendaraan tak bermotor 74 unit (1,5 persen), dan kendaraan khusus 2 unit. Tahun lalu, 71 persen kendaraan yang terlibat kecelakaan merupakan sepeda motor.

KHAIRUL ANAM

Baca juga:
Bagaimana ISIS Masuk Indonesia?
ISIS Hancurkan Makam Nabi Yunus, Ini Alasannya
Jokowi Bantah Tudingan Preteli Koalisi Pro-Prabowo
Jokowi Hadiri Syukuran Bareng Artis Salam Dua Jari
Justin Bieber Serang Orlando Bloom di Pesta