Hindari Dua Titik Kepadatan Arus Balik di Jawa  

Antrean kendaraan pemudik yang akan memasuki pintu tol Cileunyi di Km 155, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu 26 Juli 2014. Arus mudik menuju Tasikmalaya dan Jawa Tengah via Limbangan dan Malangbong dialihkan ke Garut karena padat. TEMPO/Prima Mulia
Antrean kendaraan pemudik yang akan memasuki pintu tol Cileunyi di Km 155, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Sabtu 26 Juli 2014. Arus mudik menuju Tasikmalaya dan Jawa Tengah via Limbangan dan Malangbong dialihkan ke Garut karena padat. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO , Jakarta -- Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, memprediksi arus balik Lebaran mulai Jumat, 1 Agustus, hingga Minggu, 3 Agustus 2014. Sebab, pegawai negeri, pegawai swasta, maupun siswa sekolah kembali beraktivitas pada Senin, 4 Agustus 2014.  (Baca: Puncak Arus Balik Diperkirakan Sabtu)

"Umumnya dari wilayah yang jauh seperti dari Sumatera dan Jawa Tengah ke timur," kata Boy ketika dihubungi Tempo, Jumat, 1 Agustus 2014. "Karena pemudik membutuhkan setidaknya satu hari untuk istirahat, pada hari Minggu, sebelum memulai aktivitas pada Senin, 4 Agustus nanti."

Boy melanjutkan, kepadatan arus balik terjadi di dua titik. Pertama, dari arah timur ke barat Jabodetabek, atau pemudik dari Jawa Tengah dan Jawa Timur yang melintasi jalur Pantura, tengah, dan selatan, baik menggunakan kendaraan umum seperti bus dan kereta api maupun kendaraan pribadi. Kedua, dari arah barat ke timur, yakni di Pelabuhan Merak, yang mengangkut pemudik dari Pulau Sumatera.

"Kami sudah antisipasi arus balik Lebaran ini," kata Boy. Ia menjelaskan, Operasi Ketupat yang berlangsung selama 15 hari, yakni sejak 22 Juli hingga 6 Agustus 2014, memiliki total 2.300 pos pengamanan mudik di seluruh Indonesia. Untuk di jalur Pantura, ada 700-800 lebih pos pengamanan. (Baca: Arus Balik H+2, Jalur Garut-Nagreg Macet Total)

RIDHO JUN PRASETYO

Berita Lainnya:
SBY Mengaku Tersakiti oleh Tudingan WikiLeaks
Kenapa ISIS Berpotensi Membahayakan Indonesia
Syafi'i Maarif: Dukung ISIS Itu Sinting