Atasi Urbanisasi, Bekasi Gelar Operasi Yustisi

TEMPO/Eko Siswono Toyudho
TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Bekasi - Pemerintah Kabupaten Bekasi bakal menggelar operasi yustisi pasca-Lebaran pada September 2014. Operasi dilakukan untuk mengantisipasi pertumbuhan penduduk yang tinggi akibat urbanisasi. Tingginya populasi memicu masalah pengangguran di wilayah setempat. (Baca juga : DKI Tak Bisa Cegah Urbanisasi ke Jakarta)

"Kabupaten Bekasi salah satu tujuan masyarakat urban, karena terdapat ribuan industri," kata Sekretaris Daerah Kabupaten Bekasi Muhyidin, Jumat, 1 Agustus 2014. Operasi ini melibatkan Dinas Kependudukan Catatan Sipil, Pengadilan Negeri Cikarang, dan Satuan Polisi Pamong Praja. (Baca juga :Surabaya Waspadai Arus Urbanisasi Pasca-Lebaran)

Ada empat wilayah yang menjadi skala prioritas operasi, yakni Kecamatan Tambun Selatan, Cikarang Barat, Cikarang Selatan, dan Cikarang Utara. Empat kecamatan itu merupakan sasaran tempat tinggal para pendatang baru. (Baca juga : Urbanisasi Usai Lebaran Mencapai 500 Ribu Orang)

Petugas bakal mendatangi rumah kontrakan satu persatu. Jika ada yang terbukti menetap tapi tidak memiliki kartu tanda penduduk (KTP) Kabupaten Bekasi, mereka akan diberi pembinaan dan dipulangkan ke daerah asal.

Kepala Bidang Data dan Evaluasi Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Hanief Zulkifli mengatakan pertumbuhan penduduk di wilayahnya cukup tinggi. "Sebanyak 70 persen karena migrasi, 30 persen kelahiran."

Berdasarkan data Dinas Kependudukan Catatan Sipil, penduduk di wilayah ini pada 2011 berjumlah 2,9 juta, sedangkan pada 2012 mencapai 3,1 juta. Pada 2013, jumlah penduduk 3,3 juta. Sejauh ini, orang-orang bermigrasi ke Kabupaten Bekasi karena beranggapan banyak lowongan pekerjaan di daerah industri terbesar se-Asia Tenggara itu.

"Mereka ramai-ramai datang dari berbagai daerah untuk mengadu nasib," kata Hanief. Karena itu, pemerintah meminta agar warga luar yang mempunyai keterampilan saja yang datang ke Kabupaten Bekasi, sehingga tak menimbulkan masalah pengangguran di wilayah tersebut.

ADI WARSONO

Berita Terpopuler

Jokowi Diingatkan Soal Jatah Menteri buat Partai 
Pemakan Semut, Tampak Lemah tapi Mematikan 
Kenapa ISIS Berpotensi Membahayakan Indonesia
Syafi'i Maarif: Dukung ISIS Itu Sinting