Ikuti Kami di
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia Yukki Nugrahawan mengatakan total kerugian sejak amblesnya Jembatan Comal di Pemalang hingga kemarin, Minggu, 20 Juli 2014, sudah mencapai Rp 50-70 miliar. Kerugian itu disebut hanya berasal dari konsumsi bahan bakar minyak yang membengkak.
"Saya belum menghitung secara pasti. Itu dari BBM doang," kata Yukki saat dihubungi, Minggu, 20 Juli 2014.
Yukki mengaku baru saja meninjau situasi Jembatan Comal dan jalur alternatif bersama rombongan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pekerjaan Umum. Menurut dia, kemacetan di jalur alternatif sebagai limpasan jalur Pantai Utara akibat amblesnya Jembatan Comal sudah sangat parah. "Itu kerugian karena keterlambatan saja," kata Yukki.
Terkait dengan kerugian rinci, kata Yukki, belum bisa ditentukan. Angka-angkanya, kata Yukki, bergantung pada jenis barang yang didistribusikan.
Menurut Yukki, saat ini arus logistik lebih banyak mengambil jalur selatan Jawa via Tegal-Bumiayu-Purwokerto-Kebumen-Yogyakarta-Magelang-Semarang. Sebab, kata Yukki, jalur tengah dan jalan-jalan kabupaten di sekitaran Comal sangat sulit dilalui karena sempit. "Ini bukan harus memilih. Tapi memang enggak ada pilihan," katanya. (Baca juga: Jembatan Comal Hanya Akan Dibuka Satu Sisi.)
Jembatan Comal ambles sejak Kamis lalu, 17 Juli 2014. Gara-gara amblesnya jalur utama Pantai Utara Jawa yang menghubungkan Pemalang-Pekalongan itu, arus lalu lintas sempat macet total. Arus kemudian dialihkan ke jalur tengah dan selatan Jawa.
Kementerian Pekerjaan Umum menargetkan pada Kamis depan, 24 Juli 2014, Jembatan Comal sisi utara sudah bisa beroperasi. Sebelumnya dikatakan jembatan dapat beroperasi pada Rabu mendatang. (Baca juga: Jembatan Comal Beroperasi Tiga Hari Lagi.)
KHAIRUL ANAM
Berita Lainnya:
Pilot Sakit, Penerbangan Jember-Surabaya Libur
Satu Lagi Situs Real Count Selain Kawalpemilu.org
Tragedi MH17 dan Angka Penerbangan yang Mencurigakan
