Preman Ayam Kuasai Harga di Pasar Tradisional

Pedagang ayam potong di Pasar Senen, Jakarta (20/6). Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) belum terjadi tapi telah melambungkan harga bahan makanan di pasar. TEMPO/Subekti.
Pedagang ayam potong di Pasar Senen, Jakarta (20/6). Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) belum terjadi tapi telah melambungkan harga bahan makanan di pasar. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha, Nawir Messi, menemukan permainan harga ayam potong di pasar tradisional yang dilakukan secara individual. "Saya tidak bisa menyebut ini mafia. Saya menyebutnya preman," kata Nawir ketika dihubungi Tempo, Senin 30 Juni 2014.

Nawir mengatakan KPPU menemukan kenaikan harga ayam yang tidak wajar selama beberapa minggu terakhir. "Harga ayam di pasaran normalnya Rp 23.000 per kilogram tapi kami menemukan harga ayam dijual Rp 38.000 per kg," ujarnya. (Baca:Jelang Ramadan, Harga Ayam Rp 38 Ribu per Kilogram)

Menurutnya, kenaikan harga hanya 20-30 persen di level pedagang besar namun di pasar tradisional kenaikannya bisa sampai 50 persen. Nawin mengatakan kenaikan ini disebabkan oleh beberapa invidivu di pasar tradisional yang mematok batas atas harga daging ayam eceran. (Baca:Jelang Ramadan, Harga Daging Ayam Broiler Melonjak)

Dua minggu sebelumnya, KPPU memanggil beberapa produsen ayam yang berada di wilayah Jabodetabek untuk diperiksa. Hingga kini KPPU masih menyelidiki produsen daging ayam yang terlibat aksi premanisme. (Baca:Ini Penyebab Fluktuasi Harga Ayam)

Kamis pekan lalu, Kementerian Pertanian mengatakan harga daging ayam ras diperkirakan mengalami peningkatan sekitar 10 persen pada bulan Ramadhan.

PAMELA SARNIA

Terpopuler:
Titiek: Keluarga Cendana 100% Dukung Prabowo-Hatta 

Politikus Ini Masih Sakit Hati kepada Demokrat 

Gunung Sinabung Meletus, Tidak Ada Korban Jiwa

Manusia Takut Pada Sesuatu yang Mendekat

Mark Wahlberg Tertekan Bintangi Transformers