Jelang Lebaran, Bunga Sedap Malam Laris Manis

Editor

Juli Hantoro

Pedagang bunga di Pasar Rawa Belong, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan
Pedagang bunga di Pasar Rawa Belong, Jakarta. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO , Jakarta: Menjelang lebaran, warga biasanya menghiasi rumah mereka dengan bunga-bunga segar. Warga biasanya menyerbu pasar kembang terbesar di Jakarta, Rawa Belong.

Kepala Seksi Sarana Usaha UPT Sentra Bunga Pasar Kembang Rawa Belong M Muljadi mengatakan bunga yang paling dicari warga menjelang lebaran adalah bunga sedap malam.

Dia menilai bunga sedap malam ini sangat dicari oleh orang yang ingin menghiasi rumahnya saat Lebaran. "Sedap Malam menjadi bunga yang paling laris jelang Idul Fitri," kata Muljadi kepada Tempo di kantornya, Selasa, 6 Agustus 2013, sore.

Mulyadi mengungkapkan pada tahun kemarin, sekitar 800 ribu  sampai satu juta tangkai bunga sedap malam laris terjual selama H-3 sampai H-1 atau malam takbiran. Satu tangkai Sedap Malam seharga Rp 5000-6000. "Bayangkan kalau laku terjual 800ribu tangkai, berapa omset keseluruhan pedagang kembang di Pasar Rawa Belong ini," ungkap Muljadi.

Hal senada diungkapkan oleh Toyib (59), pedagang kembang asal Ambarawa, Jawa Tengah. Toyib mengaku penjualan kembang Sedap Malam meningkat drastis jelang Lebaran. "Apalagi saat malam takbiran, saya bisa menjual banyak. Saking banyaknya sampai lupa berapa tangkai yang terjual," ujar Toyib.

Grace, 39 tahun, satu dari sekian konsumen yang membeli bunga Sedap Malam di Pasar Rawa Belong mengatakan setiap tahun membeli bunga untuk hiasan rumahnya. Sekali membeli, Grace rela merogoh kocek senilai Rp 500 ribu untuk 100 tangkai sedap malam.

"Sudah dari tahun ke tahun saya membeli di sini, untuk memperindah rumah," ungkap Ibu dua anak ini. "Wanginya juga enak, bikin segar rumah."

Muljadi menilai peningkatan penjualan terhadap Sedap Malam dipengaruhi oleh jatuhnya hari libur dan cuti bersama jelang Lebaran. Menurutnya, jika jadwal cuti bersama itu jatuh 4-5 hari jelang lebaran, maka penjualan sedap malam akan mengalami penurunan, namun tidak terlalu siginifikan.

"Jadi tergantung libur lebaran jatuhnya kapan, seperti pada tahun 2008, saat itu libur lebih panjang jatuh saat setelah Lebaran, jadi penjualan kita menurun," ujar Muljadi. "Ya soalnya orang tidak sempat membeli."

REZA ADITYA RAMADHAN

Topik terhangat:

Bom Vihara Ekayana
| Mudik Lebaran | Ahok vs Lulung | Capres 2014

Berita lainnya:
Vanny Rossyane: Saya Pernah Aborsi Anak Freddy
Obrolan Khusus Jokowi dan Setiawan Djodi

Mobil Dinas DPR RI Disewakan untuk Mudik

Strategi Jokowi Menekan Pendatang ke Jakarta