Rasa Ramadan di Pantai Kumbag, Turki  

Pantai di kota Tekeirdag, Turki. tahtakurusu.org
Pantai di kota Tekeirdag, Turki. tahtakurusu.org

TEMPO.CO, Tekirdag - Awal Ramadan pekan lalu, Tempo bersama seorang teman kelahiran Albania, Alisa Sehay, menyambangi pantai di kawasan Kumbag, Tekirdag. Kawasan di kota ini bisa dicapai dalam dua jam perjalanan darat dari ibu kota Turki, Istanbul.

Menjelang berangkat, Tempo sempat berpikir, "I thought probably the beach wouldn’t be as crowded as usual since it’s Ramadan karena cuaca panas dan pasti tertelan air."

Alisa tertawa lebar atas pendapat seperti itu. Cuaca Turki tergolong terik saat itu. Suhu udara sekitar 31-32 derajat Celsius. Tak begitu berbeda dari Jakarta. Tapi di Turki suhu setinggi itu sudah termasuk panas. Di negara ini, matahari tenggelam ke ufuk barat bila jam menunjukkan pukul 21.00 waktu Turki. "Masa berpuasa terasa begitu panjang."

Tempo pun mencapai bibir pantai. Ternyata perkiraan pantai sepi itu salah total. Pantai Kumbag tetap ramai dikunjungi penduduk setempat. Ramadan yang terik tak mengurangi minat kaum tua-muda warga setempat. Mereka semua tumpah ruah di pantai.

Kafe-kafe di sekitar pantai menyetel tembang-tembang hit summer ala Turki yang didominasi oleh playlist dari radio PowerTurk. Banyak kaum muda dan remaja tampak duduk ditemani bir efes--minuman beralkohol--di pantai sambil berjemur atau bermain tavla, mainan lokal sejenis catur Turki.

"Kalau bulan puasa di sini gimana Al?" tanya Tempo kepada Alisa.

"Oh... seperti yang kamu lihat, masyarakat tidak peduli (dengan Ramadan). Seperti pada musim panas lainnya, ketika hari begitu terasa terik, mereka pergi ke pantai, berenang dan minum," ucap Alisa. Sejak kecil Alisa tinggal di Tekirdag.

MARYAM AZ ZAHRA (TEKIRDAG-TURKI)