Puasa Itu Menyehatkan

AP/Achmad Ibrahim
AP/Achmad Ibrahim

TEMPO.CO, Makassar-Berpuasa bukan hanya soal ibadah atau kewajiban. Di balik proses menahan lapar dan haus itu ada manfaat yang luar biasa bagi kesehatan. “Puasa itu bersifat sebagai pembersih atau detoksifikasi. Pembersihan saluran pencernaan dari berbagai zat toksik atau endapan racun di dalam tubuh,” kata Profesor Veni Hadju, ahli gizi medis dan pengobatan herbal dari Universitas Hasanuddin.

Dihadapan peserta ‘Bincang Sehat Ramadan’ yang digelar di Hotel Swiss Belinn Makassar, Rabu lalu. Veni mengemukakan bahwa manusia perlu berpuasa sebagai terapi. Dengan berpuasa, organ-organ pencernaan perlu istirahat untuk memperbaiki sel-sel yang mengalami masalah.

Berpuasa juga penting untuk mencegah obesitas dan penyakit gangguan metabolisme. Veni menjelaskan, puasa memang memberikan rasa lapar dan haus sehingga tubuh menjadi lemah.

Namun, puasa juga akan menormalkan fungsi jantung, mengistirahatkan hati, membakar lemak di bawah kulit, serta memfungsikan cadangan protein.

Selain itu, puasa juga  dapat merangsang hormon bisa kembali stabil, sehingga efek stress dapat ditekan jika kondisi hormon baik. Misalnya hormon adrenalin dan vesopresin-- yang berfungsi untuk mengatur pengeluaran urin.  Puasa juga dipercaya dapat  mengobati penyakit, menyehatkan fungsi ginjal, dan mencerdaskan otak.

Adapun pola kerja tubuh saat puasa, kata Profesor Veni, makanan yang dikonsumsi akan ditampung di lambung untuk dicerna selama empat jam. Kemudian diolah dan diserap lagi oleh usus selama empat jam. Jadi dibutuhkan waktu delapan jam dalam proses pencernaan. “Kalau tidak puasa, kita makan tiga kali sehari, biasa juga lebih dari itu. Jadi alat pencernaan kita bekerja keras, kalau puasa kita cuma makan dua kali sehari,” lanjutnya.

Menurut Veni, dengan berpuasa, kerja usus setelah beristirahat akan menjadi optimal. Sehingga daya serap pencernaan meningkat dari 35 persen menjadi 85 persen. Sel kulit juga diberi ruang untuk proses regenerasi.

Dokter sekaligus Direktur Bagian Diet pada Rumah Sakit Jiwa Moskow, Yuri Nikolayev berpendapat bahwa penemuan terpenting abad  ini bukanlah jam radioaktif atau bom exoset, melainkan kemampuan seseorang membuat dirinya tetap awet muda secara fisik, mental, dan spiritual melalui puasa yang rasional.

Senior Eksekutif Departemen Kesehatan Makanan CNI, Listiyani Wijaya mengatakan lemas saat puasa bisa dihindarkan dengan mengatur pola tidur. Minum air putih pada saat sahur juga sangat penting.

Ia juga menganjurkan untuk lebih rajin mengkonsumsi buah dan sayur saat puasa. ”Jika perlu minum vitamin saat sahur,” ujarnya.

Peran sahur sangatlah penting karena berpengaruh terhadap kinerja manusia dalam beraktivitas selama seharian. Pada saat sahur, penting bagi kita memilih makanan yang mengandung karbohidrat kompleks seperti oatmeal, roti gandum, dan nasi dari beras merah. Tentunya, protein, buah, sayur, serta air putih yang cukup dapat membantu Anda menjaga stamina selama puasa.

Elis, sapaan akrab Listiyani juga mengingatkan agar sebaiknya menghindari mengkonsumsi makanan berminyak karena akan membuat sel darah merah menggumpal sehingga aliran oksigen menjadi berkurang hingga 20 persen. “Akibatnya Anda akan mengantuk di siang hari,” ungkap Elis.

Veni mencoba berbagi  tips pola makan di bulan puasa  , untuk sahur meliputi 1-2 porsi sumber karbon, satu porsi hewani dan satu porsi nabati, lalu 1-2 porsi sayuran dan buah.  Kemudian untuk berbuka puasa dimulai dengan buah kurma dan air putih serta setu kue manis. Setengah jam berikutnya mengkonsumsi 1-2 porsi sumber karbon, 2 porsi lauk pauk, 1-2 porsi sayur-sayuran, serta 1-2 porsi buah-buahan.

Selanjutnya...