TEMPO.CO, Jakarta - Jelang Ramadan, sebagian besar masyarakat mempersiapkannya dengan berbelanja bahan-bahan makanan. Ada yang memilih pasar tradisional, ada pula yang memilih supermarket. Di salah satu supermarket di kawasan Lebak Bulus, pembeli memborong komoditi utama bulan Ramadan, Selasa, 8 Juli 2013.
Kue-kue kering kalengan menjadi salah satu yang paling banyak dicari oleh pembeli. Pihak supermarket pun membandrol harga yang cukup miring sehingga mampu menarik perhatian pembeli. Kisaran harganya antara Rp 22.000 sampai Rp 80.000 per kaleng. Selain kue, sirup pun dibandrol dengan harga miring, sekitar Rp 12.000 per botol.
Kue-kue kering dan sirup ini biasanya menjadi hantaran khas menjelang Ramadan dan Lebaran. Pihak supermarket pun menyediakan paket parcel hantaran Ramadhan. Parcel ini sudah berisi kue, sirup dan sejumlah bahan makanan, seperti mie instan dan gula pasir, serta dibungkus wadah. Harganya sekitar Rp 85.000 sampai Rp150.000.
Barang-barang jenis ini ditaruh tepat di rak-rak saat pembeli pertama kali masuk, beserta karton bertuliskan harga spesial. Ditambah dengan pegawai yang menawarkannya. Sebagian besar pembeli, berhenti sejenak untuk melihat beraneka kue kalengan yang dipajang.
Bahan makanan lain yang ikut jadi sasaran adalah makanan kemasan, contohnya nuget, daging kalengan dan mie instan. Rata-rata harga makanan jenis ini pun diberi harga spesial. Para pembeli berpendapat, makanan jenis ini dipandang praktis sebagai santapan sahur. Rata-rata pembeli membeli dalam jumlah banyak untuk stok selama Ramadhan.
Sebelumnya, pemerintah menetapkan awal 1 Ramadhan jatuh pada esok hari, Rabu 10 Juli 2013. Menjelang Ramadhan, harga sejumlah komoditi biasanya mengalami kenaikan seiring bertambahnya permintaan. Warga biasanya menyetok persediaan selama Ramadhan agar mendapat harga yang lebih murah.
NINIS CHAIRUNNISA
Terhangat:
Karya Penemu Muda | Bursa Capres 2014 | Ribut Kabut Asap | Tarif Progresif KRL | Bencana Aceh
Terpopuler:
Hasil SBMPTN Diumumkan Pukul 17.00 Hari Ini
Diperiksa Tiga Jam, Maharani Hanya 'Permisi'
Suap Daging Impor, KPK Kembali Periksa Maharani