Anggota DPR Puji Pelayanan Terminal Tirtonadi Solo  

Terminal Tirtonadi Solo. Tempo/Andry Prasetyo
Terminal Tirtonadi Solo. Tempo/Andry Prasetyo

TEMPO.CO, Surakarta - Anggota Komisi VI yang membidangi BUMN, Industri, Perdagangan, dan Perlindungan Konsumen Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Aria Bima, menilai buruknya pelayanan transportasi umum menjadi sebab semakin banyaknya pemudik yang memilih menggunakan kendaraan pribadi. Akibatnya kemacetan terjadi di setiap jalur mudik.

Aria memuji pembenahan yang dilakukan PT Kereta Api Indonesia. Selain berhasil menghapuskan praktek percaloan, PT KAI juga dinilai mampu menyelenggarakan angkutan Lebaran dengan manusiawi. “Hanya sayang, PT Kereta Api belum menambah frekuensi perjalanannya,” kata Aria, Sabtu 18 Agustus 2012.

Aria Bima juga mengkritik kondisi terminal bus yang ada di kota-kota besar. “Banyak terminal menjadi pusat calo dan preman,” katanya. Kondisi itu mengakibatkan masyarakat enggan untuk mudik dengan memanfaatkan bus umum saat mudik ke kampung halaman.

Dia meminta agar kota lain belajar sistem pengelolaan terminal di Terminal Tirtonadi Solo. “Saya melakukan inspeksi di Tirtonadi pada dini hari tadi,” katanya. Menurutnya, tidak ada penumpukan penumpang di terminal Tirtonadi lantaran jumlah armada bus yang disiapkan telah mencukupi.

Selain itu, dia tidak menemukan adanya praktik percaloan di terminal tersebut. “Penumpang langsung dilayani oleh kru bus yang bersangkutan,” kata Aria Bima. Pihak terminal juga telah memasang pengumuman tarif angkutan, terutama angkutan bus kelas ekonomi.

Dia juga menemukan sejumlah penumpang yang tertidur pulas di ruang tunggu terminal. Hal itu menunjukkan adanya jaminan keamanan yang diberikan oleh pengelola terminal. Hal itu jarang dijumpai di terminal lain. “Jangankan mau tidur, sudah hati-hati saja masih bisa kehilangan barang bawaan,” katanya.

Hanya saja, dia meminta agar terminal menertibkan adanya penumpang yang naik dan turun di sekitar pintu masuk terminal. “Semua penumpang harus masuk agar lebih teratur,” katanya.

Kepala Terminal Tirtonadi, Djamilla, menyebut saat ini pihaknya sudah mampu meminimalkan adanya penumpang yang naik dan turun di depan terminal. “Mereka kita ajak untuk masuk,” katanya. Bahkan, mereka terpaksa memberikan pembebasan retribusi agar penumpang tidak enggan masuk terminal.

AHMAD RAFIQ