32 Titik Rawan Macet di Jalur Pantura  

Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di jalur pantura, Tegal, Jateng, Jumat (6/7). ANTARA/Oky Lukmansyah
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di jalur pantura, Tegal, Jateng, Jumat (6/7). ANTARA/Oky Lukmansyah

TEMPO.CO , Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum melihat ada 32 titik rawan macet di jalur Pantai Utara Jawa. Direktur Bina Pelaksana Wilayah II Direktorat Jenderal  Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum, Winarno, mengatakan kemacetan ini dipicu karena beberapa sebab.

"Selain adanya pasar kaget, tingginya volume kendaraan di Pantura sudah over load," kata Winarno ketika dihubungi pada Senin, 30 Juli 2012. Menurut dia, di waktu normal ada 20.000 kendaraan melintas di Pantura dan jumlah itu meningkat dua kali lipat saat musim mudik.

Menurut data Kementerian PU di Jawa Barat, ada 21 titik rawan macet, yaitu di Tol Merak, Cilegon, Ciruas, Cisarua, Cibadak, Ciawi, Cianjur, dan Cipanas. Kemudian Cikampek, Ciasem, Pamanukan, Bongas, Cileunyi, Nagrek, Sumedang, Buahdua, Lohbener, Palimanan, Kanci, Losari, dan Pejagan.

Winarno mengatakan kemacetan parah akan terjadi di Simapng Cikampek, Simpang Jomin, Simpang Mutiara, dan Simpang Cikopo. Kementerian PU belum berencana untuk mengembangkan simpang Jomin alasannya dalam waktu dekat akan dibangun tol Cikampek-Palimanan.

Untuk wilayah Jawa Tengah, titik rawan macet ada di Tegal, Batang, Kendal, Semarang, Prupuk, dan Magelang. Kemacetan di Semarang disebabkan adanya pembangunan jembatan layang Kalibanteng.

Sedangkan di wilayah Jawa Timur kemacetan terjadi di Lamongan, Mojokerto, Kertosono, Sidoarjo, dan Situbondo. Winarno mengatakan kemacetan di Jawa Timur akan sedikit teratasi dengan adanya jalur Arteri Porong Sidorajo yang sudah berfungsi sejak Maret lalu.

"Kementerian PU sendiri akan menyelesaikan pekerjaan yang saat ini tengah berlangsung maksimal sepuluh hari menjelang lebaran sehingga tidak menyebabkan kemacetan," ujar Winarno.

Menurut dia, saat ini pihaknya mengejar bagaimana jalan tersebut layak dan nyaman untuk dilewati, misalnya jika kekuatan aspal adalah tiga lapis, Kementerian hanya membuat satu lapis dan sisanya dikerjakan setelah Lebaran.

Untuk mengatasi kemacetan di titik tersebut beberapa jajaran seperti Kementerian PU, Kementerian Perhubungan, Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, serta Kepolisian akan bekerja sama. Menurut Winarno, yang dibutuhkan adalah bagaimana mengatur arus lalu lintas sehingga kemacetan tidak menumpuk.

SYAILENDRA