Ramadan, Klinik Gigi dan Mulut Laris

Dokter gigi memeriksa pasien di klinik gigi Esthetik Dental Studio Dr. Suryadharma, Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis, 25 Agustus 2005. [TEMPO/ Melly Anne; Digital Image; ML05082507; 20051209
Dokter gigi memeriksa pasien di klinik gigi Esthetik Dental Studio Dr. Suryadharma, Plaza Indonesia, Jakarta, Kamis, 25 Agustus 2005. [TEMPO/ Melly Anne; Digital Image; ML05082507; 20051209

TEMPO.CO, Yogyakarta - Selama masa Ramadan, tingkat kunjungan warga yang memeriksakan kesehatan gigi dan mulutnya di wilayah Yogyakarta mengalami peningkatan cukup signifikan.

Di Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Prof. Dr. Soedomo, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, misalnya, tercatat dalam sepekan pelaksanaan puasa, jumlah pasien yang pada hari biasa hanya 200 orang, berlipat menjadi rata-rata 300 orang per hari. “Terjadi peningkatan yang sangat signifikan dari segi jumlah pasien selama puasa ini,” kata Direktur RSGM, Ahmad Syaify.

Peningkatan kunjungan itu dilatarbelakangi keinginan pasien, khususnya yang sedang menjalankan ibadah puasa, untuk mengetahui perkembangan keadaan gigi dan mulutnya. Namun sebaliknya, kata Syaify, penurunan pasien pun juga terjadi khususnya untuk bagian bedah mulut, seperti cabut gigi, tambal gigi, dan sejenisnya.

“Padahal H-2 sampai H+2 Ramadan, pasien yang membersihkan karang gigi masih tinggi, sehari bisa 300 orang. Tapi setelah hari kedua puasa, langsung menurun tajam,” katanya.

Penurunan pasien bedah mulut, menurut Syaify, disebabkan dua kemungkinan. Pertama, pasien muslim ragu-ragu apakah mencabut gigi atau membersihkan karang akan membatalkan puasa atau tidak. Kedua, pertimbangan medis, setiap selesai cabut gigi atau operasi harus menelan obat antibiotik dan penahan rasa sakit.

Menurut Syaify, untuk memudahkan pelayananan, RSGM Prof. Dr. Soedomo, pada 1 Agustus 2012 akan mulai membuka pelayanan malam pukul 18.00-20.00 WIB. “Kami juga akan buka pelayanan Instalasi Gawat Darurat selama 24 jam mulai Agustus ini,” kata dia. 

PRIBADI WICAKSONO

Berita terkait :
Mengapa Tak Boleh Sikat Gigi setelah Makan? 
Gigi Berantakan Tengah Jadi Tren di Jepang
Benarkah Susu Kedelai Merusak Gigi?