Banda Aceh Gelar Kampung Ramadan  

Editor

Zed abidien

Sejumlah penari menampilkan tarian khas Aceh, yaitu tarian Saman dalam pentas tari di Festival Cross Culture yang ke-10 di Surabaya, 28 Agustus 2014. Festival tersebut menampilkan sejumlah tarian dari berbagai daerah di Indonesia dan di sejumlah negara. (Robertus Pudyanto/Getty Images)
Sejumlah penari menampilkan tarian khas Aceh, yaitu tarian Saman dalam pentas tari di Festival Cross Culture yang ke-10 di Surabaya, 28 Agustus 2014. Festival tersebut menampilkan sejumlah tarian dari berbagai daerah di Indonesia dan di sejumlah negara. (Robertus Pudyanto/Getty Images)

TEMPO.COBanda Aceh - Gampong (Kampung) Ramadan Banda Aceh resmi dibuka Wali Kota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal, Sabtu, 4 Juli 2015. Mengambil tempat di pinggiran Krueng Aceh, acara tersebut meriah dengan aneka budaya dan kuliner khas Ramadan di Aceh.

Acara yang digelar Pemerintah Kota Banda Aceh dan Creativindo itu akan berlangsung sampai 12 Juli mendatang. “Gampong Ramadan adalah bentuk konkret dalam mewujudkan visi Banda Aceh sebagai Kota Madani sekaligus event wisata, khususnya dalam bulan puasa,” kata Illiza.

Menurut Illiza, nama Banda Aceh sekarang mendunia dan menjadi inspirasi bagi masyarakat perkotaan dunia. “Terlebih pascamusibah gempa dan tsunami 2004, bagaimana Banda Aceh dapat bangkit dari keterpurukan,” ucap Illiza.

Illiza mengharapkan Gampong Ramadan dapat menjadi ajang pembelajaran dan pengetahuan bagi pengunjung, baik penduduk lokal maupun wisatawan dalam dan luar negeri, untuk lebih mengenal dan meresapi kemuliaan Ramadan sekaligus budaya masyarakat Aceh yang islami.

Pada pembukaan Gampong Ramadan, Wali Kota Illiza ikut berbuka puasa bersama 600 anak yatim di Banda Aceh. Pada kesempatan itu, perwakilan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil-Menengah turut menyerahkan seribu paket sembako kepada Wali Kota Illiza untuk selanjutnya disalurkan kepada masyarakat.

Bobby Agam, Ketua Panitia Pelaksana Gampong Ramadan, mengatakan ajang tersebut disemarakkan 28 stan yang menampilkan beragam produk. Berbagai acara budaya akan berlangsung di sana, termasuk penampilan seni budaya islami, meliputi perlombaan MTQ, hafiz dan dai cilik, azan, mewarnai kaligrafi, fashion show, nasyid, dan menabuh beduk serta festival musik.

Kegiatan itu menampilkan suasana layaknya di desa. Para pengunjung dapat bersantai dengan menikmati makanan-makanan di area kuliner saat berbuka puasa dan pada malam hari setelah melaksanakan salat tarawih.

ADI WARSIDI