Pengusaha Bus Siap Berlebaran dengan Tarif Baru

Editor

Nur Haryanto

ANTARA/Akbar Nugroho Gumay
ANTARA/Akbar Nugroho Gumay

TEMPO.CO , Solo - Para pengusaha bus di Solo saat ini tengah bersiap untuk digunakan sebagai angkutan lebaran. Selama ini sebagian dari armada bus antarkota antarprovinsi (AKAP) di Solo tidak beroperasi lantaran sepinya penumpang.

"Selama ini masyarakat memilih menggunakan kendaraan pribadi maupun sepeda motor," kata Ketua Organisasi Angkutan Darat Surakarta, Djoko Suprapto, Kamis 11 Juli 2013. Hal itu membuat para pengusaha bus memilih mengandangkan nyaris separuh dari armada yang dimiliki.

Bagi para pengusaha, mengandangkan sebagian armada merupakan pilihan yang harus diambil. Sebab, ketersediaan armada jauh dibawah kebutuhan para penumpang. Rendahnya tingkat keterisian penumpang membuat pengusaha harus menanggung beaya operasional yang terus membengkak.

Menurutnya, pada saat menjelang lebaran para pengusaha menyiapkan armada yang selama ini menganggur. Mereka melakukan perbaikan agar layak digunakan pada saat lebaran. Mereka masih yakin bahwa momen lebaran masih menjadi masa panen bagi para pengusaha bus. "Kami yakin 100 persen armada akan penuh penumpang," katanya.

Mereka juga siap untuk mengikuti tarif baru yang ditetapkan oleh pemerintah yang menjadi imbas dari kenaikan harga bahan bakar minyak. Menurut Djoko, tarif baru itu sudah diterima oleh Organda Solo pada awal Juli ini. Dia yakin kenaikan yang tidak terlampau besar itu bisa menutup beaya operasional yang disebabkan kenaikan harga bahan bakar.

Dalam tarif baru itu disebutkan bahwa batas bawah untuk bus AKAP kelas ekonomi tarifnya Rp 99 per penumpang per kilometer. Sedangkan batas atasnya bertarif 161 per penumpang per kilometer. "Penggunaan batas atas dan batas bawah akan disesuaikan dengan permintaan pasar," katanya. Pada saat lebaran, misalnya, besar kemungkinan para pengusaha akan menerapkan tarif batas atas.

Sedangkan untuk bus kelas nonekonomi, pemerintah tidak menetapkan tarif resminya. Pengusaha diperbolehkan menjual tiket berdasarkan mekanisme pasar. Djoko yakin para pengusaha akan tetap menggunakan harga yang cukup rasional agar penumpang tidak beralih ke kendaraan pribadi yang dinilai lebih ekonomis.

AHMAD RAFIQ


Berita lainnya:
Polisi Pastikan Santoso yang Ada di Video YouTube
Muatan Porno di Buku SD, Sanksi ke Penerbit Lemah
KPK Periksa Ketua Panitia Kongres Demokrat 2010  
Cicil Denda, Susno Duadji Jual Rumah Mewah